Mohon tunggu...
wien tanpa oo
wien tanpa oo Mohon Tunggu... Freelancer - keluarga adalah koentji

berjalan terarah, biarpun ditepian biar tetap mengakar pada apapun dan siapapun yang dilewatinya....

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

"JABUSAMSEM" (Jangan Buang Sampah Sembarangan)

20 Januari 2015   21:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:44 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunitas Rumah Inspirasi Jogja

Edukasi Sampah dengan Kreatif

Rumah menjadi bagian penting bagi setiap orang, kemanapun perginya pasti kita pun akan pulang ke rumah. Namun yang membedakan antara rumah biasanya adalah, rumah yang saya datangi memberikan banyak makna tersendiri, bukan saja bagi si empunya rumah, namun mulai dari anak-anak, pelajar, ibu-ibu, maupun orang dewasa mampu menyerap apa yang diberikan dari rumah tersebut.

Ya, rumah yang berfungsi sebagai kegiatan bersama cukup dekat dengan kota Yogyakarta. Tepatnya 30 menit perjalanan dari pusat kota menuju DesaGesik Rt03, Desa Wisata Kalipucang, Kasongan-Bantul memudahkan saya berkunjung ke tempat yang dinamakan “Rumah Inspirasi Jogja”.

Rumah Inspirasi Jogja atau lebih dikenal dengan RIJ merupakan rumah komunitas yang hadir dari pasangan keluarga kecil dari Josh Handani dan Mila Dewi.RIJ bagian terpenting bukan saja untuk Josh dan Mila namun bagi masyarakat disekitar RIJ.

“Saya memberi nama komunitas RIJ berawal dari tahun 2011, tentang bagaimana kita dapat menjaga toleransi, belajar tentang arti persahabatan dan tentunya tentang kesadaran menjaga lingkungan, baik lingkungan yang ditinggali maupun lingkungan dimana kita tinggal,” terang Josh mengawali perbincangan .

Bukan waktu yang lama, ketika RIJ hingga saat ini baru berusia 3 tahun. Jika dibilang usia itu sama halnya anak yang memiliki sifat kekanak-kanakan, harus diperhatikan dan membutuhkan perhatian. Dan itulah RIJ bagi Josh yang juga dikenal sebagai pemandu wisata bahasa Inggris hingga mendirikan Rumah Guide Indonesia . Itu semua tidak terlepas dari RIJ. Dari mulai terbentuk hingga saat ini komunitas RIJ memiliki anggota puluhan orang bukan saja orang Indonesia namun orang asing yang tinggal di Yogyakarta.

Komunitas RIJjuga pernah mendapatkan penghargaan dari UGM bekerja sama dengan UNESCO, Hans Siedel Foundation dan Dinas Pendidikan untuk Bank Sampah dan Rumah Inspirasi nya.

Sementara itu Mila, yang dikenal juga sebagai aktifis lingkungan, mampu menjadikan komunitas RIJ sebagai pembelajaran edukatif baik bagi anak-anak, pelajar asing, mahasiswa, maupun masyarakat di sekitar RIJ.

“Walaupun usianya masih muda RIJ dalam perjalanan waktu, sudah banyak melakukan berbagai kegiatan yang temanya masih sama bagaimanamenyadarkan dan memberikan edukasi tentang larangan membuang sampah sembarang,” ujarnya.

Dari proses kegiatan yang dilakukan bersama komunitas,RIJ memunculkan kegiatan rutin tentang bank sampah. Dari bang sampah memberikan kesadaran bagi pribadi untuk peka tidak membuang sampah sembarangan selain itu ada pula proyek JABUSAMSEM, yaitu Jangan Buang Sampah Sembarangan dimana di komunitas RIJ dikenalkan cara membuat tempat sampah dari gerabah bekas. Kegiatan ini pun mendapat dukungan dari seniman asing yang berada di Yogyakarta.

Yang tidak kalah menariknya, komunitas RIJ mampu menciptakan kreatifitas yaitu, jika selama ini kita masih kurang peduli dengan kegunaan botol plastik bekas. Komunitas RIJ menjadikan botol plastik bekas sebagai tempat menyimpan sampah plastik.

Salah satu anggota komunitas yang sudah lebih satu tahun bergabung,Trisna (32), mengatakan, bergabung dengan komunitas RIJ mendapatkan banyak sekali manfaatnya, salah satunya tentunya ilmu baru dalam merespon sampah, kedua pikiran kita dikembangakan lagi lebih kreatif tentang bagaimana mengelola sampah agar tetap berfungsi.

“Tujuan utama bergabung adalah, selama ini kita melihat dimana-mana banyak sampah, pengelolaanya pun belum maksimal. Dari komunitas inilah kesempatan kita mencari pengalaman baru dan mengembangkan kreatifitas serta berperilaku bijak dalam mengelola sampah,” ucapnya.

Hadirnya komunitas RIJ membuktikan bahwa dari hal kecil mampu memberikan kesadaran ke banyak orang. Itu terbukti dengan hadirnya para pembaca Majalah LIVING Martha StewartIndonesia, siswa - siswa dari Singapore, Australia, dan wisatawan asing berbagai negara maupun nusantara untuk wisata edukasi.

Mila juga menerangkan, bahwa saat ini komunitas RIJ sedang berjuang dengan menguatkan anggotanya untuk mengumpulkan plastik dan botol plastik. Salah satu tujuanya plastik-plastik yang dikumpulkan akan dimasukan ke dalam botol plastik sehingga plastik tersebut tidak ikut dibakar karena jika dibakar akan menjadi racun dioksin sebagai pemicu kanker. Selain itu apabila dibuang di tanah akan mengurangi daya serap tanah terhadap air. “Proyek Botol ini adalah untuk mengubah perilaku, karena selama ini bank sampah masih menyentuh permukaan, karena orang mau melakukan nya dengan motivasi uang. Di RIJ, anak - anaklah yang menjadi sasaran utama, karena kalau kita mau masa depan berubah, maka harus kita persiapkan anak - anak kita. Kita harus bertanggung jawab akan sampah yang kita buat,”tambahnya.

Dari banyak pengalaman yang dilakukan oleh komunitas RIJ, terbukti mampu memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan. Dari komunitas RIJ inilah hadir karya-karya seperti belajar Hidroponik di dukung oleh Rumah Hydroponic Indonesia, belajar Akupresur Gratis, membayarnya pun dengan menggunakansampah. Asiknya lagi selain belajar tentang sampah RIJ juga mengadakan malam ekpresi yang diadakan ketikabulan purnama, terbuka bagi siapa saja untuk berekspresi dari musik, puisi, pantomim, menari, akting, live skecthing, sharing pengalaman traveling, setiap Jumat jam 19.30 - 21,00 di RIJ diadakan Movie Night, Nonton Film bareng, dan dilanjutkan dengan diskusi.

14217378191933747592
14217378191933747592

“Konsep yang RIJ kembangkan adalah "small sustainable changes" perubahan kecil yang berkelanjutan, karena ada proses belajar pada setiap perubahannya. RIJ berharap bisa menyentuh 1 hati, dan 1 hati yang tersentuh akan menyentuh hati yang lain,”pungkas Mila. Wien

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun