Sepertinya Bud! Mereka belum seperti Nyai Ontosoroh dan Minke yang berjuang sebaik-baiknya dan sehormat-hormatnya. Menurutku mereka harus merubah pola gerakan Bud. Jadi jangan hanya bergerak ketika ada isu elit saja. Coba mereka tuh punya semacam program mencerdaskan masyarakat yang berkelanjutan gitu loh. Biar kalau ada isu nasional yang menyangkut hajat hidup banyak orang, masyarakat pun bisa diajak aksi karena sudah terkonsolidasikan sebelumnya.
Akan tetapi Bud! Yang ada malah mereka saling berantem soal siapa yang paling hebat dalam berjuang. Ada lagi yang unik Bud. Kadang ada yang make aliansinya buat cari hiduplah. Buat aliansinya jadi kaki tangan rezimlah. Belum lagi para pembesar aliansi sibuk berakrobatik buat cari lirikan parpol.
Haduhhh! Memang kacau banget bud. Entahlah nanti jadi apa demokrasi kita enggak taulah. Soalnya yang menjadi mitra kritis pun niatnya setengah-tengah dan gak Lillahitaala demi kemaslahatan umat tapi kemaslahatan pribadi dan golongan. Sebenarnya mereka itu pura-pura kritis biar ditarik masuk ke kekuasaan juga atau gimana yah Bud?
Entahlah!
Terus kalau semisal hari ini kita mau revolusi, sepertinya bagiku gak mungkin.
Kenapa? Kan revolusi itu perubahan secara total dalam sistem ekonomi dan politik kita yang dilakukan secara berdarah-darah. Orang kita mahasiswa sekarang saja kan belum solid dan masih ada gap-gapan. Dan tahunya cuman bisa tolak, desak, cabut, dan kecam setiap produk kebijakan yang tidak adil. Jadi, seolah-olah kita gak punya pilihan alternatif buat melawan dan terjebak dalam permainan sistem yang bengis ini Bud.
Terus kalau reformasi, apa yang mau direformasi?
Soal ekonomi, hukum, atau politiknya. Kalau aku sih politiknya Bud. Dan harus banget! Karena demokrasi kita udah dibajak kawanan elit bekas didikan Orde Baru demi kepentingan ekonominya.Â
Tapi caranya gimana yah Bud? Bukannya sekarang udah demokrasi. Apakah kita harus bikin dewan rakyat? Biar reformasi gak dikorupsi lagi. Tapi lagi-lagi gimana? Bukankah semua caranya sudah diatur dalam undang-undang yah. Dan kecil kemungkinan itu gak bakal terjadi.
Ah.. Sudahlah Bud! Pusing kepalaku mikirnya. Sepertinya kita harus ngopi Bud. Dan harus lebih serius membahas tawaran alternatifnya. By the way! Terima kasih yah Bud. Udah mau dengar keresahanku ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H