Mohon tunggu...
Mumin Boli
Mumin Boli Mohon Tunggu... Seniman - Human Rights Activist

Hidupilah hidupmu sehidup-hidupnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengader Revolusioner dalam Menjawab Problematika Umat di Era Post Truth

24 Agustus 2020   20:29 Diperbarui: 24 Agustus 2020   20:37 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Penulis | dokpri

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebuah organisasi mahasiswa yang masih tetap eksis dalam dinamika zaman yang saat ini telah mengalami perubahan-perubahan dan juga telah menghadapi berbagai macam ancaman, tetapi tetap menunjukkan sebuah ghirah perjuangan yang tak pernah lekang oleh waktu. Amanat penderitaan rakyat yang sampai saat ini menjadi sebuah cita-cita dari revolusi kita yang belum selesai. 

Saat ini HMI masih konsisten dalam melakukan setiap proses perkaderan untuk mempersiapkan kader-kadernya menghadapi tantangan kebangsaan di masa depan, revolusi tidak hanya terjadi di Indonesia tapi semua umat manusia di seluruh dunia melakukan usaha untuk terus melakukan perubahan, dan kalau revolusi di Indonesia dikatakan selesai maka bersiaplah Indonesia akan digilas sendiri oleh rakyatnya. 

Sehingga kekonsistenan HMI dalam melakukan training-trainingnya harus tetap dijaga tapi bukan berarti meninggalkan sebuah bentuk ijtihad lapangan agar tidak meninggal sebuah discovery yang pada akhirnya menemukan sebuah inovasi nilai perkaderan.

Dari sekian fase yang dihadapi oleh HMI, baru kali ini kader-kader HMI merasa kalau HMI kian meleset dari tujuan luhur para pendirinya, salah satunya, adalah mengembangkan nilai-nilai ke-islam-an, ini sebenarnya yang menjadi keresahan bagi segelintir kader yang menyadari akan pentingnya melakukan pembaharuan terhadap nilai-nilai ke-islam-an, sehingga Islam tidak kembali pada sebuah keasingan bagi pemeluknya, karena Islam tidak lagi menjadi solusi terhadap problem yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Melihat kader-kader HMI saat ini yang sudah kian menjauh dari ajaran qur’ani (Islam), yang kemudian banyak kader HMI yang tidak bisa membaca dan menulis Al-Qur’an, ini salah satu problem yang cukup mendasar dan tidak perlu dipahami dengan teori logika yang rumit, dan itu sudah bisa dijadikan bukti kalau banyak kader HMI yang sudah kian tidak memahami akan sebuah nilai yang ada dalam Islam, sehingga Islam hanya dipandang sebagai bentuk dari doktrin belaka tapi tidak dipandang sebagi ilmu pengetahuan, padahal kata Natsir kalau agama yang benar adalah agama yang tidak hanya bisa menentramkan buat diri pemeluknya saja, tapi juga mampu menjawab kegandrungan intelektualnya.

Kemudian, di era milenial ini post-truth sangat cepat berkembang layaknya virus yang datang menghampiri manusia melalui media sosial dan sejenisnya. 

Istilah post truth tidak hanya identik dengan arti pasca kebenaran, tetapi sesuatu yang melampui kebenaran. Karena itu ketika sesuatu melampui kebenaran maka yang muncul adalah kebohongan, kepura-puraan, ilusi, dan dusta. Validitas informasi di era post-truth saat ini tidak menjadi parameter dari kelayakan suatu informasi, relatifitas berita menutupi mutlak dan tidaknya suatu berita. Media mengatur pola pikir masyarakat bisa kapan saja sesuai dengan wacana yang ingin dimunculkan oleh media. 

Di zaman post-truth ini, dimana suatu kebohongan yang dikampanyekan secara terus menerus  dan sistematis akan menjadi suatu kebenaran, disinilah kebohongan mengendalikan kehidupan sosial, hoax dan ujaran kebencian terus diproduksi. 

Sebagai sebuah entitas yang menjadi bagian dari bangsa Indonesia, HMI adalah anak kandung sejarah, yang melahirkan momentum-momentum perubahan untuk menata arah perjalanan bangsa ke arah yang lebih baik lagi, sehingga di zaman post truth ini pengader HMI jangan sampai tidak bisa memverifikasikan kebenaran absolut. 

Para pengader harus memainkan peran kebangsaan yang vital dalam menjaga peradaban bangsa yang lebih baik. Para pengader harus mampu memformulasikan gagasan-gagasan revolusioner dalam membentuk kader yang militan dan tidak mudah tergerus zaman. 

Peran Pengader HMI Dalam Pembangunan Peradaban Indonesia 

HMI bermetamorfosa dalam menjalankan peran-peran kebangsaannya, namun apapun posisi dan perannya, kader-kader HMI tetap saja menjadi bagian dari entitas keluarga besar HMI yang menjadi pilar dalam mempertahankan nilai-nilai kebangsaan dan keislaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun