Mohon tunggu...
Boeng Tan
Boeng Tan Mohon Tunggu... Buruh - Philosophy Activist

Membaca adalah melawan dan menulis adalah membunuh.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ibnu Rusyd

28 Maret 2022   21:16 Diperbarui: 17 November 2024   03:04 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahulu pada tahun 520 H/1126 M di Cordoba (sekarang spanyol) pernah lahir seorang ulama, ilmuwan, filsuf, hakim juga tabib yang karismatik dan amat tersohor. Abu Al-Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd namanya.
Di barat (eropa) Rusyd dikenal dengan sederet nama yang tidak lain adalah akulturasi dari penuturan wilayah, di antaranya: Ibin Rosdin, Filius Rosadis, Ibnu Rusid, Abed Rasd, Aben Rust, Avenrosd, Avenryz, Adveroys, Benroyst, Avenroyth, hingga Averroista. Namun meskipun lusinan nama miliknya itu, rupanya Averroes yang paling populer (baca: nama-nama lain ibnu rusyd).

Hujjahnya kerap mendapat segudang pujian juga kritikan. Jangan heran jika dalam catatan sejarahnya pernah ada teolog islam dan kristen menyesatkannya, dukungannya terhadap filsuf sangat kental, suatu ketika setelah beribadah di Mesjid Kordoba warga di sekitarnya mengejek lalu mengusirnya, tidak hanya sampai di situ karya-karyanya ikut dibakar. Kesesatan juga ikut dilimpahkan oleh otoritas gereja di Paris mengakibatkan tulisan-tulisannya dibakar tepat di depan Universitas Sorbonne. Kendati demikian karena hasrat dan keyakinan yang kuat bahwa dia tidak bersalah juga sesat, Rusyd diberi dukungan dengan dilakukannya aksi protes oleh sekelompok ulama yang pro terhadap gagasan dan pemikirannya karena diasingkan oleh Khalifah Al-Mansur, alhasil Rusyd dibebaskan dari pengasingan setelah sekitar setahun lamanya hidup terisolasi di lingkungan kaum yahudi.

Rusyd sering melakukan hijrah demi mendapatkan ilmu pengetahuan, makanya jangan heran jika Rusyd menjadi alim nan polimatik. Tabib dan Hakim dari kota-kota kecil sampai dalam Istana dilakoninya.

Dikabarkan bahwa Khalifah Abu Yakub Yusuf sangat tertarik dengan Aristoteles, karna kejeniusannya Rusyd dipinta untuk menguraikan pemikirannya tentang filsafatnya Aristoteles. Meskipun projek ini sulit baginya, nyatanya ini menjadi titik awal dan batu loncatannya untuk menoreh kitab-kitab selanjutnya di bidang fiqih, filsafat, teologi, kedokteran dll.

Tidak berlangsung lama setelah ia bebas dan merdeka dari tuduhan yang sepihak, tepat 72 tahun Rusyd menghembuskan nafas terakhirnya dan menuju nirwana, Rusyd meninggalkan 3 karyanya: al-Kulliyat fi at-Thibi, Bidayat al-Mujtahid dan Tahafut at-Tahafut.
Sejarah menukilakan, karya-karyanya sangat berpengaruh di masa itu (semoga sampai sekarang), semoga berguna bagi mereka yang tidak tunduk pada kemalasan juga menjadi amal jariyah untuk Abu Al-Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyid. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun