Mohon tunggu...
Fahrul Tanjung
Fahrul Tanjung Mohon Tunggu... Konsultan - Sekarang menjadi sastrawan Indonesia

Motivator muda Indonesia Penulis buku bumi Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bangsa Menangis

25 Agustus 2020   10:21 Diperbarui: 25 Agustus 2020   10:24 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bangsa menangis
Fahrul Tanjung

Bilik bilik Awan menawan di angkasa
Bernari nari dengan membawa kabar dunia
Cahaya menyingsing awan terindah
Membawa hal yang ingin di bicarakan oleh kita

Merintih dan berpeluh di gambarkan oleh alam ini juah
Merasakan paru paru dunia mulai hilang di telan masa
Habis gundul di bawa tangan manusia
Ini karena kita kurang perhatian pejabat negara

Lubuk hati paling dalam berkata
Tujuh puluh lima tahun kita sudah merdeka
Dengan harapan kita maju dan sejahtera
Tapi pupus karena mereka di atas gontok-gontokan sana sini tak berguna

Berfikir kritis timbul dalam raut wajah anak bangsa
Kita tak butuh duduk di kursi pejabat negara
Yang kita butuhkan orang membawa perubahan

Sudah peluh ini keringat mendengar janji tak berguna
Tertetes air mata pun sudah habis karena ketindasan rakyat jelata

Aduh argumen di pejabat negara
Tapi tak melihat rakyat mengemis pekerjaan di negara tercinta
Berharap punya banyak tak terkira
Kini berjuang untuk membawa perubahan untuk bangsa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun