Penakluk Persia dan Romawi, Khalifah kedua kaum Muslimin, Umar Bin Khattab ra. menegaskan pentingnya seorang anak dididik melalui kisah atau sastra. Kata Ibn Khattab, "Ajarkanlah sastra kepada anak-anakmu, agar mereka berani melawan ketidak adilan. Ajarkanlah sastra pada anak-anakmu, agar mereka berani menegakkan kebenaran. Ajarkanlah sastra pada anak-anakmu, agar jiwa-jiwa mereka hidup. Ajarkanlah sastra kepada anak-anakmu, sebab sastra akan mengubah yang pengecut menjadi pemberani."
Dalam hal ini yang dimaksudkan sastra adalah kisah atau dongeng. Pada awalnya sastra yang berkembang di masyarakat adalah sastra lisan. Puisi, nyanyian, dongeng, gurindam semuanya disampaikan melalui lisan. Nenek moyang kita dulu sangat lihai dalam berkisah dan berdendang. Ini dibuktikan dengan banyaknya syair-syair atau kisah-kisah yang berseliweran dan terjaga sampai sekarang. Barulah, ketika tinta dan kertas ditemukan sastra yang tadinya lisan akhirnya dituliskan. Tetapi, di sini tradisi sastra lisan tetap dipertahankan. Dan ternyata memiliki manfaat yang luar biasa bagi perkembangan anak atau generasi selanjutnya.
Kita ambil satu bagian dalam sastra yaitu, berkisah atau mendongeng. Mendongeng ternyata memiliki manfaat bagi pertumbuhan anak. Dalam mendongeng anak diajak untuk berimajinasi dan menggunakan seluruh inderanya secara aktif. Anak diajarkan untuk mendengarkan alur kisah dengan seksama, melihat gaya si tukang cerita, dan merasakan suasana dalam kisah tersebut. Sehingga anak-anak tersebut bisa belajar hakikat kehidupan secara langsung dan sadar.
Selain itu, kebermanfaatan mendongeng buat anak memberikan kemampuan anak untuk responsif terhadap situasi lingkungannya. Anak menjadi orang yang ramah dalam pergaulannya. Dalam mendongeng anak akan ditanamkan nilai-nilai kebaikan. Tolong menolong, sopan, santun, menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda dan setaranya serta juga ditanamkan sifat kejujuran. Dengannya anak bisa terhindar dari sifat-sifat buruk dan sekaligus membencinya.
Anak yang diajarkan dengan mendongeng mempunyai kecintaan yang besar terhadap lingkungannya. Ia tidak akan suka menjadi manusia perusak dan tidak akan suka mengganggu atau mengambil hak yang bukan milikknya. Juga, kita bisa membenarkan apa yang dikatakan oleh Amirul Mukminin, Umar bin Khattab. Anak yang dididik dengan sastra mempunyai keberanian dalam menegakkan kebenaran dan jiwa-jiwanya selalu hidup untuk mencintai keadilan dan keseimbangan.Â
Dalam hal lain, anak akan lebih mencintai buku sedari ia kecil. Apabila anak sedari kecil sudah mencintai buku, maka kita percaya akan datang masa generasi-generasi yang hebat. Generasi-generasi inilah yang kita harapkan. Di mana kecintaanya terhadap kebenaran lebih tinggi dan berani memperjuangkan untuk tegaknya keadilan. Generasi-generasi inilah yang kita harapkan bisa merubah Indonesia untuk lebih baik kedepannya.
Maka, ajarkanlah anak-anak kita dengan membiasakan membacakan dongeng-dongeng sebagai pengantar tidur atau ketika kita mempunyai waktu yang luang untuk menemani anak bermain. Agar anak Bunda dan Ayah lebih nyaman dalam bermain atau tidurnya lebih nyenyak saat Bunda dan Ayah mendongeng juga tidak mudah terserang penyakit, Bunda dan Ayah bisa memberikan Gizidat. Vitamin madu anak yang terbuat dari campuran madu hutan, ikan sidat dan temulawak. Campuran dari madu hutan, ikan sidat, dan temulawaknya ini memberikan manfaat untuk meningkatkan nafsu makan anak, meredakan batuk pilek dan menjaga daya tahan tubuh anak agar tidak gampang terserang penyakit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H