Mohon tunggu...
jj
jj Mohon Tunggu... Mahasiswa - hi!

...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sungguh, Syukur

3 September 2024   14:27 Diperbarui: 3 September 2024   14:28 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Syukur, Sungguh

Aku lantunkan syukur yang sungguh-sungguh

Yang lahir dari dendam mengakar tak sudah-sudah

Dari ruh-ruh terlampau lelah melepuh dalam jenuh

Dari yang telah [terjatuh, terbunuh]

Dari bisik yang tak henti-henti menangisi selepas subuh

Dari kumpulan setan yang kian [bertambah, bertumbuh]

Dari air yang beriak riuk dalam keruh


Aku ucapkan terimakasih pada para dewa dewi pribumi

Pada mereka yang peduli

Pada mereka yang mengasihi

Pada mereka yang memberi, memberi, dan memberi

Pada mereka yang [dahulu, kini, akan] hadir 

Pada mereka yang telah usai dan pergi

Baik di bumi, baik di alam surgawi


Begitu pula pada ilahi

Serta ribuan doa doa yang menyertai

Sungguh, aku lantunkan syukur

[Jakarta, 20/07/24]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun