Mohon tunggu...
Taninda mey
Taninda mey Mohon Tunggu... Lainnya - Saya Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surabaya

Saya memiliki banyak cara untuk menyenangkan diri sendiri. Salah satu caranya yaitu dengan melakukan hobi yang saya miliki. Menulis dan membaca menjadi antidepresan bagi saya. Saya menyukai buku fiksi genre thiller, dan juga nonfiksi seperti pengembangan diri, atau yang berkaitan dengan psikolog.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesadaran Diri Kader IMM Terhadap Teologi AL-Maun Menjadi Kunci Utama

30 Oktober 2022   17:29 Diperbarui: 30 Oktober 2022   17:36 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kredit foto: Taninda Mey Tantika

Untuk mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam teolgi Al -- Ma'un, kami sebagai kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UMSurabaya melakukan analisis sosial di daerah Surabaya untuk Follow Up DAD 2022. Analisis sosial dilakukan di salah satu daerah di Surabaya. Banyak anak usia dini yang tidak berada di bangku sekolah karena masalah ekonomi. Sehingga menggerakkan para kader untuk memberikan bantuan berupa sembako dan mencarikan beasiswa untuk sekolah. 

Tak hanya karena masalah ekonomi, banyak yang menjadi faktor penyebab anak-anak usia dini harus bekerja dari pada sekolah. Seperti keterbelakangan pemikiran orang tua yang menganggap bahwa pendidikan itu tidak penting. Faktor lingkungan juga menjadi salah satu penyebabnya. Mereka tumbuh di lingkungan yang mengesampingkan pendidikan, membuat mereka juga memiliki pemikiran yang sama. Adanya hal ini juga menjadi penyebab banyaknya pengangguran. 

Ketika kami tiba di lokasi analisis sosial, respon mereka memang sangat baik. Dengan ramah menanyakan kedatangan kami. Ketika ada salah satu anak kecil yang sedang asik bermain sendiri, itu yang menarik perhatian kami. Seharusnya, mereka berada di sekolah, tetapi mereka justru bermain. Hingga pada akhirnya kami memilih salah satu anak, dan menanyakan beberapa hal. Dia berasal dari keluarga yang kurang mampu, orang tuanya bekerja serabutan. Sehingga, mereka tidak bisa menyekolahkan anaknya. Dan itu menggerakkan hati kami untuk memberikan kesempatan  memberikan bantuan. Kami juga membantu para warga untuk membersihkan lingkungan sekitar. 

Sebagai makhluk sosial setiap individu tentu saja sangat memerlukan bantuan orang lain. Bahkan hanya sekedar komunikasi menjadi kewajiban setiap individu agar hubungan timbal balik bisa terjalin dengan  baik. Seperti yang dikatakan banyak orang, "kita bukanlah apa-apa tanpa bantuan orang lain.". Saling tolong menolong menjadi suatu keharusan yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sosial. Di dalam kehidupan ini aktivitas sosial menjadi hal yang sangat krusial. Apalagi di era globalisasi, di mana semua teknologi bertambah canggih. Contoh sederhana saja peningkatan internet yang semakin mendunia sehingga kegiatan sehari-hari yang membutuhkan saling bertatap muka, kini bisa terjadi hanya karena melalui internet. Dari aspek ini saja sudah menjadi faktor krisisnya kesadaran sosial setiap individu. 

Krisis sosial yang terjadi di masyarakat membuat munculnya problematik yang berkelanjutan. Setiap individu hanya fokus pada diri masing-masing. Berlomba-lomba untuk menunjukkan pada dunia bahwa ia bisa melakukan apa pun seperti yang mereka inginkan. Tanpa memedulikan orang lain, suatu pihak bahkan rela melakukan hal apa pun untuk terlihat dan terpandang. Bahkan hingga merugikan orang-orang di sekitarnya. 

Dari banyaknya kesenjangan sosial yang terjadi di masa terdahulu, membuat beliau mengajarkan kepada murid-muridnya  tentang pemahaman Surat Al-Ma'un, yang inti surat ini mengajarkan bahwa ibadah ritual tidak ada artinya, jika pelakunya tidak melakukan amal sosial. Percuma beribadah siang dan malam, apabila tidak peduli dengan lingkungan sosial. Amal sosial dan ibadah ritual harus seimbang. Setiap individu harus pintar-pintar mengatur proporsi keduanya. 

Ada beberapa pesan yang terkandung dari surat Al-Ma'un, diantaranya adalah pertama, orang yang mendustakan agama adalah orang yang menelantarkan kaum dhu'afa. Kedua, ibadah salat memiliki dimensi sosial, dalam arti tidak ada artinya bila salat seseorang jika tidak dikerjakan dimensi sosialnya. Dimensi sosial yang dimaksud adalah ketika setiap individu bisa beradaptasi dan menempatkan diri dengan baik di lingkungannya. Ketiga, mengerjakan amal saleh tidak boleh diiringi dengan sikap riya. Artinya, ketika kita melakukan kebaikan harus benar-benar ikhlas dari hari tanpa mengharapkan apa-apa dari orang lain. Keempat, orang yang tidak mau memberikan pertolongan kepada orang lain termasuk ke dalam orang yang mendustakan agama. Hal tersebut terlihat begitu mudah, tetepi membutuhkan keikhlasan dalam melakukannya. tak sedikit orang yang menganggap itu adalah hal remeh. Namun, susah dilakukan. 

Berdasarkan hal tersebut, bisa diambil kesimpulan kandungan teologi Al-Maun lebih mementingkan kepentingan masyarakat terutama untuk masyarakat yang menengah ke bawah, yang memerlukan bantuan dan perhatian. Menumbuhkan nilai yang terkandung dalam surah Al-Maun harus dimulai dari para pemuda. Dan kesadaran diri yang menjadi kunci utamanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun