Mohon tunggu...
Tania Salim
Tania Salim Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar dengan Cara yang Asyik (I)

1 April 2024   06:30 Diperbarui: 1 April 2024   16:08 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Yang dimaksud dengan belajar bukanlah pertemuan antara seorang guru dengan siswa-siswinya di dalam ruangan kelas/di luar ruangan kelas (seperti kegiatan ekstrakurikuler) saja, tetapi kita bisa belajar dari siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.

Pemerintah telah melaksanakan kurikulum Merdeka Belajar yang menitikberatkan pada profil pelajar Pancasila, yang menurut saya selaku seorang pendidik, merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan, mengingat sekarang ini banyak pengaruh negatif yang dapat memengaruhi moral seorang anak hingga terjerumus ke dalam kenakalan remaja yang mungkin saja menghancurkan masa depannya.

Sebagai seorang penyintas kanker nasofaring, saya mendapat berkah dari penyakit yang saya derita ini.

Setiap pagi saya mengumandangkan kepada diri saya sendiri 4 semboyan sebelum mulai melaksanakan tugas saya sebagai seorang pendidik. Dan karena mata pelajaran yang saya ampu adalah bahasa Inggris, maka saya mulai dengan kalimat sederhana namun dalam maknanya, yakni: Every day is a new day.

Setiap hari adalah hari yang baru bagi saya karena saya masih diberi kesempatan untuk menjalani hidup ini dengan berbuat hal-hal yang berguna bagi orang lain dan juga mendapat pelajaran dari apa pun dan siapa pun yang mampir dalam kehidupan saya.

Selalu mengawali pagi dengan senyuman ditambah 4 semboyan yang kutanamkan ke dalam batin: Be grateful! Be happy! Be courageous! Be mindful!

Bersyukurlah! Berbahagialah! Bersemangatlah! Berkesadaranlah!

Berangkatlah saya menuju sekolah tercinta dengan penuh syukur, kebahagiaan, semangat, dan kesadaran untuk mendapatkan pelajaran kehidupan yang tidak bisa dibeli dengan uang.

Supir langganan saya, yang baru saya kenal beberapa bulan lalu, merupakan orang pertama yang memberi pelajaran kepada saya. Beliau seorang lelaki kuat berusia 65 tahun yang mengajarkan kepada saya tentang disiplin waktu. Permintaan saya agar dijemput di rumah setiap pagi pukul 06.50 WIB dipenuhinya tanpa pernah telat, bahkan lebih cepat dari waktu yang sudah ditentukan. Knalpot mobilnya yang telah direvisi oleh anaknya  terdengar sangar sehingga menimbulkan asumsi bahwa pengemudinya adalah anak muda.

Pernah suatu kali, seorang supir angkot menyalip mobil kami beberapa kali. Bapak menjadi kesal dan ingin memberi pelajaran kepadanya. Ketika mobil kami berhasil menyalip mobil angkot tersebut, pengemudinya menjadi marah padahal dia sudah menyalip mobil kami beberapa kali sebelumnya. Rupanya dia belum menyadari perbuatannya sendiri yang bisa membahayakan orang lain. Pas di lampu merah mobil kami bersebelahan. Dia menjulurkan kepalanya sambil memaki kepada Bapak. Dikiranya pengemudinya pastilah anak muda, hehehe. Dia terkecoh.

Dengan tenang Bapak menurunkan kaca mobilnya dan tersenyum kepada supir angkot tersebut dengan senyumannya yang aduhai dan berkata, “Pagi, Nak. Hati-hati kalau mengemudi. Sayangi nyawamu dan nyawa penumpang-penumpangmu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun