Menurut WHO, mpox adalah penyakit yang dapat menyebabkan ruam yang menyakitkan, pembengkakan kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung dan energi yang rendah. Kebanyakan orang pulih sepenuhnya, tetapi beberapa orang tidak. Mpox disebabkan oleh virus cacar monyet (MPXV). Virus ini merupakan virus DNA untai ganda berselubung dari genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviride yang mencakup variola, cacar sapi, vaksinia dan virus lainnya.
Mpox dapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak erat dengan seseorang yang memiliki ruam mpox, termasuk melalui kontak tatap muka, kulit ke kulit, mulut ke mulut atau mulut ke kulit, termasuk kontak seksual. Lingkungan juga dapat terkontaminasi oleh mpox ini, seperti ketika orang yang terinfeksi menyentuh pakaian, tempat tidur, handuk, elektronik, permukaan dan lain sebagainya. Orang lain yang menyentuh barang-barang ini kemudian dapat terinfeksi. Dimungkinkan juga terinfeksi karena menghirup serpihan kulit atau virus dari pakaian, tempat tidur atau handuk.
Penularan melalui droplet biasanya membutuhkan kontak erat yang lama, sehingga anggota keluarga yang tinggal serumah atau kontak erat dengan kasus berisiko lebih besar untuk tertular. Virus ini juga dapat menyebar dari ibu hamil ke janin melalui kontak dari kulit ke kulit saat melahirkan atau dari orang tua dengan Mpox ke bayi dan anak selama kontak erat.
Penularan dari manusia ke hewan juga perlu diwaspadai. Pada wabah tahun 2022 telah dilaporkan adanya satu hewan peliharaan yaitu anjing yang tertular dari pemiliknya yang terinfeksi mpox di Perancis (Seang et al, 2022). Oleh karena itu orang yang terinfeksi mpox harus menghindari kontak dekat dengan hewan.
Menurut Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, untuk mencegah penyebaran terpapar penyakit mpox dengan melindungi diri dan membatasi kontak suspek atau sudah terkonfirmasi mpox juga hewan yang berisiko menularkan seperti hewan pengerat.Â
Kedua, bersihkan dan desinfeksi lingkungan yang bisa saja terkontaminasi secara teratur. Ketiga, hindari mengonsumsi atau menangani daging yang diburu dari hewan liar. Keempat, biasakan mengonsumsi daging yang sudah dimasak dengan benar.Â
Kelima, pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala dan menginformasikan riwayat perjalanannya. Keenam, periksakan diri dan kontak erat jika mengalami gejala mpox. Ketujuh, isolasi dilakukan sampai seluruh ruam-ruam kering mengelupas di fasilitas layanan kesehatan yang ditunjuk.Â
Kedelapan, mempraktikkan seks aman dengan pengguanan kondom. Kesembilan, sering-seringlah untuk mencuci tangan dengan sabun dan air. Terakhir yang paling penting adalah dengan menerima vaksin.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH menjelaskan, pengobatan untuk seseorang yang terinfeksi virus mpox (MPVX) difokuskan untuk meredakan gejala yang dialami.Â
Mpox tidak membutuhkan obat apapun karena tidak ada obat untuk virus tersebut. Narasi tersebut juga menganjurkan orang yang terkonfirmasi positif mpox hanya perlu tidur dan memperbanyak konsumsi protein hewani. Â
Mpox menekankan pentingnya pendekatan komprehensif yang mencakup pencegahan, deteksi dini, dan respons cepat. Pencegahan harus difokuskan pada edukasi masyarakat tentang cara penularan, pentingnya vaksinasi, serta penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.Â