Mohon tunggu...
Winny Tang
Winny Tang Mohon Tunggu... Travel Writer -

Traveling and writing for a living. Check out my travel blog at https://tangwinny.wordpress.com|Feel free to leave some comments or contact me at: winny.tang@windowslive.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menapaki Sejarah di Situs Gunung Padang

31 Agustus 2015   14:09 Diperbarui: 31 Agustus 2015   14:09 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batu Tapak Maung, Batu unik di situs gunung padang, situs gunung padang megalitikum site

Bingung weekend mau ngapain? Daripada cuman main ke mal, terus…bingung mau nonton apa karena semua film udah habis di tonton, mau makan apa karena hampir semua restoran udah habis dicoba, mending ngelakuin sesuatu yang anti mainstream. Ya, ga?

Jujur aja, saya bukan tipe orang yang getol dengan wisata sejarah. Biasanya kalau lagi jalan-jalan, museum adalah tempat yang paling saya hindari, paling baru masuk 15 menit, saya sudah ada di toko souvenir. Tapiii.. Situs Gunung Padang ini beda. Pasalnya, penelitian mengungkapkan kalau situs prasejarah ini umurnya itu 4.700-10.900 SM! Berarti, umur situs ini jauuhh lebih tua daripada piramida Giza di Mesir yang hanya berumur sekitar 2.500 SM dan Machu Picchu yang berumur sekitar 1.400 M! Kerennya lagi, Situs Gunung Padang merupakan punden berundak terbesar di Asia Tenggara loh!

Penasaran? Perjalanan ke Situs Gunung Padang bisa menjadi One Day Trip bagi Anda yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya. Terletak di desa Cimenteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, perjalanan dapat ditempuh selama kurang lebih 5 jam melalui jalan raya Puncak, Cipanas, menuju Sukabumi. Sebelum sampai di Cianjur, kalau laper, silahkan berhenti sebentar di restoran yang denger-denger merupakan tempat berkumpulnya anak-anak gaoel Cianjur yaitu Nicole’s Kitchen. Makanannya sih standard western untuk lidah orang lokal, salah satu contohnya adalah spaghetti bolognese dengan rasa bumbu seperti bumbu rendang. Haha.. Tapi, tempatnya okelah buat nyantai.

Nanti di Cianjur, Anda akan menemui papan nama biru bertuliskan Situs Gunung Padang, ikuti saja terus arah tanda panah itu sampai ke tujuan. Kalau di sepanjang perjalanan Anda melihat hamparan kebun teh terbentang luas dan jalanan yang dilewati meliuk-liuk naik melewati perkampungan warga, berarti you’re on the right track.

Sesampainya di areal parkir, Anda akan ditawarkan naik ojek untuk mencapai gerbang masuk situs dengan biaya Rp. 5.000. Dari gerbang masuk situs, Anda masih harus berjalan kaki menaiki ratusan anak tangga selama 15-20 menit untuk bisa sampai ke teras pertama. Ojek juga bisa mengantarkan naik langsung ke teras kelima dengan biaya Rp. 30.000. Tetapi, perlu diperhatikan kalau jalanan yang dilalui si ojek untuk bisa sampai ke teras kelima secara langsung cukup ekstrem dengan tanjakan curam, jalan sempit, dan masih berupa tanah keras. Saran saya sih, mending nurut aja naik ojek daripada kaki gempor duluan sebelum sampai ke situs. Nanti pulangnya baru jalan kaki deh.

Anda harus membayar tiket masuk Rp. 4.000/ orang untuk bisa berkeliling 5 teras. Menyewa pemandu sangat disarankan, karena tanpa penjelasan, batu hanyalah batu. Pak Yusuf, pemandu saya menjelaskan kalau Situs Gunung Padang ini terdiri dari 5 teras. Menurut penelitian yang masih berkelanjutan, situs ini dibuat oleh manusia dan digunakan pada zaman dahulu sebagai tempat penyembahan. Keberadaan tempat ini sudah dicatat oleh peneliti asal Belanda, NJ. Krom pada tahun 1914, tetapi tidak dilakukan penindakan lebih lanjut saat itu. Barulah pada tahun 1979, warga setempat melaporkan ke dinas terkait dan dilakukan pemugaran dari tahun 1980-1985. Sekarang, situs ini sudah ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Berjalan dari teras kelima, Anda dapat melihat bebatuan yang tersusun berdiri membentuk sebuah ruangan. Penduduk setempat mempercayai kalau ini merupakan tempat singgasana raja yang dibuat menghadap lurus ke arah Gunung Gede. Kemudian sambil berjalan ke teras bawah, ada sebuah batu yang dinamakan tapak maung yang berbentuk seperti tapak harimau. Batu lainnya yang tidak kalah unik adalah batu kujang dengan ukiran menyerupai keris.

Batu tapak maung

Batu kujang

Keunikan dari batu-batu yang ada di Situs Gunung Padang ini adalah, ada beberapa batu yang bisa berbunyi ketika diketuk, suaranya nyaring menyerupai alat musik gamelan. Ini disebabkan karena banyak dari batu ditempat ini yang memikili kandungan besi. Menurut cerita masyarakat setempat, dulunya mereka tidak pernah mengetahui asal muasal suara nyaring yang sering berkumandang disekitar desa mereka. Usut punya usut, ternyata asal suaranya dari Situs Gunung Padang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun