Mohon tunggu...
Tangguh Eka Budianto
Tangguh Eka Budianto Mohon Tunggu... -

Profesi blogger adalah seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta. Kegemarannya menulis blog dimulai saat iseng-iseng tanpa sengaja melihat blog seorang sahabat yang di-searching nya melalui Google. Blog itu menceritakan pengalaman-pengalaman hidup, ide, opini, pandangan dan cerita dari berbagai peristiwa yang sudah dialaminya selama bertahun-tahun. Tampak keasyikan tersendiri menuangkan tulisan-tulisan dalam Web Blog dan berinteraksi dengan para pembaca melalui komentar-komentar yang dikirimkan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Inspirasi ATM

18 Juli 2010   23:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:46 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lingkungan adalah sarana belajar yang paling dekat dengan kita. Banyak yang dapat kita petik dan kita ambil sebagai pelajaran berharga buat diri kita. Sosialita kita dalam lingkungan pekerjaan, tetangga atau dalam lingkup pergaulan dapat kita jadikan media pembelajaran untuk meningkatkan performance diri kita. Pemikiran-pemikiran, semangat, motivasi dan sharing pengalaman dengan teman akan menggugah cakra diri kita yang terkadang redup sinarnya karena pemikiran-pemikiran yang pesimistis.

Karya besar yang fantastis tidak mungkin diciptakan seorang diri tanpa adanya interaksi dengan lingkungan. Dengan kata lain kita harus bersimbiosis mutualisme dengan lingkungan sekitar. Artinya apapun yang kita perbuat harus bermanfaat bagi lingkungan dan kita pun harus bisa mengambil manfaat dari lingkungan kita. Sehingga terjadi tarik-menarik antara kutub-kutub yang positif antara kita dan environment kita. Sebaliknya jika kita tidak bisa bermanfaat bagi lingkungan tapi hanya mengambil manfaat saja dari lingkungan, maka akan terjadi proses resistensi dari lingkungan terhadap diri kita yang akhirnya akan merugikan diri kita sendiri.

Kita dapat belajar dari sejarah bangsa Jepang, bagaimana saat itu bangsa Jepang bangkit membangun perekonomiannya setelah hancur luluh lantak karena dijatuhi bom atom oleh tentara sekutu. Saat itu semua teknologi didominasi oleh bangsa barat. Peralatan-peralatan elektronika seperti radio dan televisi hanya diproduksi oleh barat. Bangsa Jepang yang saat itu hanya bangsa pekerja tapi mereka belajar dan berusaha meniru untuk membuat produk elektronik tersebut.

Produk pertama mereka sama sekali gagal dan tidak dilirik sedikitpun oleh pasar. Namun mereka tidak patah semangat. Para insinyur pun melakukan riset dan penelitian selama bertahun-tahun. Akhirnya dengan cara metode ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) maka merek produk-produk elektronik Jepang pun bermunculan dan akhirnya berhasil menembus pasar dunia seperti Sony, Telesonic dan Panasonic. Begitu juga dengan negara China. Saat ini berbagai produk China membanjiri pasaran lokal. Mulai dari mobil, motor, sepeda, peralatan elektronik, hingga ponsel. Mereka tak segan-segan dan tak malu untuk menjiplak utuh suatu produk dan membuat tiruannya. Tentunya dengan kualitas berbeda lah..

Namun disini kita dapat mengambil pelajaran bahwa apapun di sekeliling kita dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk meningkatkan kemampuan dan performance diri untuk menjadi lebih baik. Setiap manusia memilki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan inilah yang harus kita kombinasikan dengan baik. Kita dapat mengambil inspirasi dari rekan-rekan kita yang sukses, karier yang bagus, memiliki semangat dan motivasi yang tinggi dan enerjik.

Saya jadi teringat penggalan lagu Iwan Fals :

- Jadilah bunglon jangan jadi sapi sebab seekor bunglon pandai baca situasi
- Jadilah karet jangan besi, sebab yang namanya karet tahan kondisi
- Jadilah Durno jangan jadi Bimo sebab yang namanya Dorna punya lidah sejuta
- Jadilah kancil jangan buaya Sebab seekor kancil sadar akan bahaya

Mudah-mudahan Allah SWT melindungi kita semua… Amiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun