Semakin mendekati pelaksanaan pilkada banten 2017 tentunya peta politik yang terjadi semakin jelas. Dengan telah bergabungnya beberapa pasang kandidat tentunya hal tersebut dapat menjadi kekuatan ataupun kelemahan. Hal tersebut dikarenakan masing-masing calon memiliki masa dengan berbagai macam sikap mulai dari faktor politis sampai non politis. Tentunya dalam menentukan sebuah sikap para kontestan harus mampu melihat, menelaah dan menentukan sikap untuk dapat bertarung dengan optimal pada pilkada banten mendatang. Latar belakang tersebutlah yang menjadi dasar bahwa survei merupakan alat ukur yang paling tepat untuk dapat mengetahui peta pertarungan pilkada mendatang.
Dalam hal ini tangerang vision bersama dengan space lembaga survei politik, melakukan survei elektabilitas pada bulan juni-juli. Dengan metode pengambilan sample yakni mereka yang berada di atas 17 tahun artinya sudah memiliki hak pilih ketika survei dilakukan. Sampel berupa sampel asli 2.000 responden. Jumlah sampel yang didapat 1.983 responden. Berdasar jumlah sampel ini, diperkirakan Confidential Interval +/- 1.27% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Dilakukan dengan cara indept interview(wawancara secara mendalam). Kemudian dilakukan pengecekan kembali secara random sebanyak 30 % dengan menggunakan telepon, dan langsung pengecekan kelokasi sebesar 60%. Untuk respon rate responden sample sebesar 89%.
Dari hasil yang kami ambil dilapangan ternyata data awal mengenai peta politik banten terutada dalam point kepuasan terhadap kinerja gubernur banten 57% menyatakan ketidak puasannya terhadap kinerja gubernur banten. Hal ini tentunya menjadi tolak ukur bahwa incumbent justru memiliki potensi untuk mendapatkan resistensi yang cukup besar dari pemilih. Kemudian dari ketidakpuasan tersebut 21% responden menyatakan bahwa ketidakpuasannya terhadap kinerja gubernur saat ini yakni pada penyediaan infrastruktur. Hal tersebut dapat menjadi acuan bagi para kontestan bahwa masyarakat banten menginginkan infrastruktur yang memadai. Kemudian selanjutnya dengan perolehan 14% masyarakat merasa tidak puas terhadap pelayanan kesehatan. Kedepan para kontestan pilkada banten 2017 diminta untuk dapat meningkatkan jaminan bagi kesehatan masyarakat.
Kemudian jika bergeser figur yang diinginkan oleh masyarakat banten untuk dapat mengantikan gubernur saat ini. Dari data yang diperoleh sebesar 28% menyatakan pendapatnya bahwa memiliki sikap tegas dan jujur. Selanjutnya 27% menyatakan pendapatnya bahwa memiliki keterikanan dengan masyarakat adat. Kemudian taat beragama sebesar 20%. Hal tersebut tentunya cukup mencengangkan ketika berpengalaman justru tidak masuk kedalam tiga besar survei yang dilakukan, karena hanya meraih 13% jawaban responden yang menyatakan membutuhkan figur pemimpin yang berpengalaman.
Dari latar belakang masyarakat banten menyatakan bahwa politisi masih diharapkan untuk menjadi pemimpin dengan perolehan 24%. Kemudian diikuti oleh professional sebesar 18% dan pengusaha sebesar 16%. Hal ini tentunya menjadi pertimbangan tersendiri bagi para kontestan untuk memilih pasangan calonnya sesuai dengan keinginan masyarakat banten. Figur politis memiliki angka yang cukup tinggi dengan alasan lebih praktis dalam aplikasi kebijakan memperoleh angka sebesar 31%. Kemudian urutan selanjutnya mampu memahami komunikasi lintas kepentingan dengan perolehan 27%. Hal tersebut mengambarkan bahwa kedepan sosok yang diinginkan oleh masayarakat adalah mereka yang memiliki gagasan-gagasan taktis dan langsung implementatif, artinya kebijakan tersebut langsung bisa dirasakan oleh masyarakat secara nyata.
Dalam survei yang dilakukan ada enam nama yang dirasa akan memiliki potensi yang cukup kuat untuk mampu bertarung pada pilkada mendatang. Adapun nama-nama tersebut Wahidin Halim, Dimyati Natakusumah, Andika Hazrumy, Rano Karno, TB Khairul Jaman, dan Wawan Irawan. Dari data yang didapat tingkat pengenalan dan elektabilitas tertinggi adalah Wahidin Halim (16%), disusul oleh petahana Rano Karno (14%), anggota DPR-RI Andika Hazrumy (12%), Anggota DPR-RI Dimyati Natakusumah (9%), Bupati Serang Tb. Khairul Jaman (6%) dan Wawan Iriawan (4%). Namun  terjadi gap yang cukup besar yakni mereka yang belum menentukan pilihan yakni berjumlah sebesar 39%. Artinya masih ada masa mengambang yang cukup sigfikan untuk dapat melakukan pilihan kepada para kontestan. Tentunya dengan berbagai latar belakang, pergeseran tersebut dapat masih mungkin terjadi melihat konstelasi politik yang terus bergerak. Untuk itu kedepan pada bulan November tangerang vision dan space lembaga survei politik akan melakukan survei kembali untuk melihat pergerakan pasca masing-masing calon menentukan pasangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H