Pagi ini saya dilanda kebingungan, kegetiran, dan segala kegelisahan..kondisi ini selalu sama yang saya hadapi setiap harinya. bangun tidur, terkadang langsung mandi atau menundanya nanti. dan setelahnya aktivitas terfavorit selalu keburjo membeli kopi, nikmatnya tak terperi. selalu dan selalu bagiku seorang pecandu informasi menyediakan waktu di pagi hari untuk sekedar memenuhi dahaga itu berupa membaca buku yang sudah lama kubeli namun belum sempat terbaca, artikel yang sudah ku print namun bernasib sama, membaca koran nasional yang telah dibaca sang empunya (otomatis gratis), menonton acara favorit di Metro tv (8-11 Show) atau sedikit melirik TV One (apa kabar indonesia), atau meminjam kartu telkomsel flash milik si raksasa bertubuh luar biasa kamar atas apatement c-5 dan aku hanya bermodalkan modem huaweii. (nikmat sudah) begitu rupanya pun dialek orang timur mix barat indonesia.
Tetapi sesungguhnya ketahuilah bahwasanya kebingungan, kegetiran, maupun kegelisahan yang saya maksudkan disini bukannya aktivitas yang sudah utarakan terdahulu. tapi sebagai orang yang up to date, perasaan emosional saya sebenarnya adalah tsunami informasi yang ada sekarang ini begitu mahadahsyatnya sehingga saya selalu menekan kan kepada diri saya khususnya fikiran saya untuk cerdas dan cermat memilah-milah informasi manakah yang mendapatkan kehormatan untuk tinggal, menetap difikiran dan mendapat tempat di hati saya.
Itulah problematika yang saya hadapi...begitulah adanya. jangan kira ini persoalan sepele. tapi cermati dan imajinasikan bahwa dengan banyak nya informasi tersebut menuntut diri kita untuk tanggap akan informasi tersebut apakah pertama BENAR atau SALAH, PERLU atau TIDAK, BERGUNA atau TIDAK, dan masih banyak lagi yang lawan katanya pasti TIDAK.
contohnya dapat kita cermati sebagai berikut; media per-telenovela  kita sedang marak dan hangatnya menayangkan berita RESHUFFLE kabinet bersatu jilid 2. ex; media baik TV one maupun Metro TV selalu memberitakan, membicarakannya, bahkan menstigma masyarakat bahwa urusan reshuffle me-reshuffle menjadi hak semua orang. orang bicara dimanapun. ya nge-twit lah yang nulislah di beberapa media nasional maupun ramai-ramai bicara silih berganti di televisi yang mungkin seakan-akan mereka merasa paling tahu (atau cuma persaan saya saja). dan celaka presiden sensitif kita menanggapi dengan konfrensi pers di istana menanggapi gonjang-ganjing, rumor maupun isu tersebut.. (huff..menghela nafas) bagai panggung gosip dan show selebritas saja. pertanyaan buat kita semua; inikah negara indonesia kita????
okelah aku juga merasa paling tahu, jadi begini-begitu-begono;
DALAM sistem presidensial, mengangkat dan memberhentikan menteri merupakan hak prerogatif presiden.
Konstitusi kita sudah menggariskan untuk menganut sistem presidensial tersebut. Karena itu, metode apa pun yang dipilih presiden dalam menunaikan amanat konstitusi itu bukanlah persoalan dan harus dihormati.
Mestinya, Kebebasan penuh untuk memilih metode itu juga dimiliki Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (sebenarnya presiden kita?? (ngerti gak? gtu ajah kok repot (Gus dur said)
pertanyaan lagi; Lalu mengapa hal yang lumrah dan biasa itu menjadi sangat gaduh dan genting?(hhhayohhhhhh evil_smirk)
Bill kovach dan tom rosentialmenjelaskannya secara komprehensif dalam buku pertamanya sembilan elemen jurnalistikyang memuat kode etik dan moral jurnalistik yang tentunya dilanggar para media per-telenovela indonesia #miris. dan diperkuat dalam buku kedua nyaBLUR : How to know what's true in the age of information overload bahwa di era teknolgi seperti ini persaingan menghadiahkan mahakarya berupa infromasi terkadang melanggar kode etik dan mengaburkan kebenaran dari sebuah informasi tersebut. itulah kenyataannya bahwa kita sekarang tidak boleh terlena dengan keadaan ini.
seperti dalam keadaan yang urgent kita dituntut untuk cerdas dan cermat memilah-milah informasi yang penting kita ketahui dan tidak. itu sangat penting manakala infromasi mengenai peristiwa karena dikhawatirkan infromasi tersebut di dapat dari sumber yang tidak terpercaya dan mengaburkan esensi permasalahan yang berakibat sulitnya menemukan solusi dari permasalahan tersebut.
udah yach pembaca yang budiman..saya harus kembali kerutinitas saya lagi..(itu sudah)