FYI.
Air Cucian Beras mengandung nutrisi berupa unsur hara makro dan mikro sehingga dapat dijadikan sebagai sumber nutrisi alternatif bagi tanaman.
Sumber hara alternatif ini dapat juga sebagai air siraman. Selain dalam bentuk air siraman, bentuk lain pemanfaatan limbah cucian beras adalah dalam bentuk tepung. Tepung ini merupakan hasil endapan air cucian beras yang didiamkan selama 3 hari lalu disaring dan diambil tepungnya, kemudian dikeringkan.
Menurut jurnal Pengelolaan Bahan Organik dan Air Untuk Mendukung ISPO yang ditulis Ariyanti, M., air cucian beras mengandung unsur sebagai berikut:
0,03% N (merangsang pertumbuhan vegetatif).
0,42% P2O5 (mempercepat pertumbuhan tumbuhan muda menjadi tumbuhan dewasa)
0,06% K2O (mempercepat metabolisme N)
0,46% C-organik (menjaga kesuburan tanah)
Selain itu air cucian beras berpotensi dijadikan pupuk karena mengandung banyak nutrisi antara lain: 80% vitamin B1, 70% vitamin B3, 90% vitamin B6, 50% mangan, 50% fosfor, 60% zat besi selain itu mengandung Ca 2,944%, Mg 14,252%, S 0,027%, Fe 0,0427% dan B 0,043% (Wulandari et al., 2012).
Air cucian beras berfungsi sebagai biostarter, larutan air cucian beras berisi mikroorganisme pendegradasi/ pengurai yang berguna untuk menguraikan limbah organik, sehingga dapat mempercepat pembuatan pupuk kompos.
Ini adalah cara membuat pupuk kompos dengan metode Biostater :
- sisa buah dan sayur-saayuran dikumpulkan dalam wadah seperti ember.
- Tambahkan tanah dengan perbandingan 1:2. aduk hingga sampah tertutup rata.
- Tambahkan air cucian beras hingga adonan kompos lembab atau secukupnya.
- Tutup menggunakan kardus atau beri sedikit ventilasi untuk menjaga kelembapan dan tidak bau.
- lakukan pengecekan secara berkala sekitar seminggu sekali hingga mendapatkan kompos yang diinginkan.