Mohon tunggu...
Tanah Beta
Tanah Beta Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa Semester Akhir pada IAIN Ambon

menulislah sebelum dunia menggenggam nafasmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penekanan: "Binatang Jalang"

17 April 2017   11:17 Diperbarui: 17 April 2017   20:00 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wajah kusutmu terlihat. kala itu, di balik bekas jamahan jemari kau memproklamirkan dirimu dengan sebuah penekanan : "Aku binatang jalang".

 Sempat juga berpikir, apakah kalimat itu lahir ketika kau berpikir tentang Spesis dan genus? Kau membenarkan  perkataan Aristoteles: Manusia adalah binatang yang berpikir. 

 Tak tahu. apa saat itu kau berada dalam sadar, atau hanya sebuah mimpi yang di nyatakan. Tapi, itu mungkin Ilusimu : pikirku.

 Binatang jalang seakan tak mau terpisahkan dari air muka yang layu ... kau pasrah pada angka 27.

 Ia, Chairil Anwar. Aku melihat wajahmu lesuh, kusut, bahkan pilu. Begitu malangnya koaran dirimu di antara baris kata bekas binal jemarimu.

 TanahbBeta

Pustaka Inspirasi, 17 April 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun