Oleh: Adam Makatita
Ditengah Semesta, sunyi tanpa raungan
serupa kosong tatapan fana keadaan
menggema hembusan angin
meremuk segala rasa dan suasana menyengat
kata terkatup, terbawa riuh ranting-ranting pohon tak berakar
lalu pada kekosongan yang begitu hambar
mendongak pada langit
umpama salomon duduk pada batu suci yerusalem, lantas menengadah
sementara jarak menjadi paling asing
antara kau, aku, dan Tuhan
boleh jadi: itu ihwal paling senyap dalam do'a
tentang: sebuah rindu paling kritis, telah terkultus adanya
kau, dan aku bukanlah keturunan paling taat pada-Nya
terhadap cinta yang kian telah terjaga
namun, dikala abadi di atas semesta
mungkin tak lebih dari keturunan Ibrahim atas sebuah nama
jarak menjadi paling asing
jangan dikira menjadi sebuah epos
kau tak akan tahu kenapa? Juga,
bagaimana cinta menggema---bertalu-talu dalam rasa
hanya pada ingin yang tak jauh dari nadi
sebab membenci hanya mencipta iri-dengki
apa lagi semula ingin menjadi
lalu cinta lantas terjadi
Pada: hati, dan kau pun aku akan menjelma tuhan
walau tidak untuk abadi.
Tempat Paling Sunyi
April 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H