Duhai juwita, ibarat aroma sedap, kau hamparkan sauhmu.
Melanglang buana, mengikuti arah angin, setiap wewangian tubuhmu.
Sembari terangkai penggalan kata, lalu tersusun bak puisi melati putih, yang harumnya menapakki semesta raya.
Lantas terlantun lirih, dari mulut bestari di malam purnama.
Â
Ya, kau juwita yang tempo itu merayu sembilu.
Pada angin, kau mengadu
Pada gelombang, kau terpaku. Lalu tersontak kala ia menghantam karang.
Â
Ya, kau juwita, acap kali namamu mengintai nestapa.
Dalam cerita tempo, saat perlahan mulai tumbuh dewasa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!