Insomnia adalah gangguan kesulitan tidur. Mereka yang memiliki insomnia biasanya ditandai dengan kesulitan memulai tidur atau mempertahankan tidur mereka. Insomnia menjadikan kualitas tidur yang buruk. Umumnya insomnia terjadi pada kelompok lansia, rentan usia 60 tahunan. (Sumirta & Laraswati, 2017)
Namun insomnia bisa menyerang siapa saja, remaja dan dewasa kisaran usia 20 tahun juga banyak yang mengalami insomnia. Gejala gejala insomnia yang kerap di alami adalah Tidak bisa tidur, sering terbangun di tengah malam hingga kesulitan untuk mendapat kantuknya kembali setelah terbangun. Sehingga menjadi pemicu pola tidur yang buruk. Gangguan tidur bisa menyebabkan pengidap insomnia merasa kelelahan, kerap kali mengalami pusing, lemas dan mengantuk sepanjang hari, emosi yang tidak terkontrol serta sulit berkonsentrasi di siang hari, Gejala gejala tersebut dipengaruhi oleh faktor fisik ataupun mental, sehingga bervariasi antar individunya. (Dwiyanti et al., 2023).
Tidur bisa diartikan proses mengisi daya tubuh, mengembalikan stamina tubuh sampai di nilai optimal kembali. Tidur mengistirahatkan organ tubuh dari aktivitas sehari hari.
Banyak faktor yang mepengaruhi kualitas tidur, waktu yang dibutuhkan untuk tidur, kualitas tidur dan kualitas tidur subjektif diukur dengan alat seperti Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).(Ryan et al., 2013)
Durasi tidur seseorang bervariasi tergantung kesibukan, kebutuhan dan usia. Bayi baru lahir membutuhkan 14-17 jam waktu tidur, bayi yang sudah mulai beranjak balita membutuhkan 12-15 jam waktu tidur, anak pra sekolah membutuhkan 10-13 jam waktu tidur, anak usia sekolah dalam artian anak usia sekolah dasar membutuhkan 9-11 jam, anak remaja memerlukan 8-10 jam waktu tidur. Untuk orang dewasa dan lansia waktu tidur nya kisaran 7-10 jam. Namun angka angka di atas tetap dapat bervariasi, preferensi waktu tidur pe rindividu berbeda beda, tergantung kesehatan, kesibukan dan kebutuhannya. (Sarfriyanda et al., 2015)
Tidur memberikan waktu bagi tubuh untuk memperbaiki sel-sel yang rusak, membangun otot, dan mengatur ulang sistem-sistem tubuh. Proses pemulihan ini penting untuk menjaga daya tahan tubuh dan mempercepat penyembuhan luka. Kualitas tidur yang baik dapat mengurangi risiko masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan diabetes (Artikel Detail Kualitas Tidur, n.d.)
Untuk mendapatkan tidur yang nyenyak dan berkualitas, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Seperti, menciptakan kebiasaan tidur dan bangun dengan durasi yang cukup dan konsisten. Memastikan tempat tidur yang nyaman dengan pencahayaan yang nyaman di mata dan suhu ruang yang cocok dengan kenyamanan. Kurangi konsumsi kafein sebelum tidur, bahkan hindari konsumsi kafein sebelum tidur, lebih baik lakukan relaksasi sebelum merebahkan tubuh pada tempat tidur.(Belakang, 2010)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H