Mohon tunggu...
Sri Utami
Sri Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis adalah hobi yang sangat menyenangkan untuk saya. Saya bisa mengekspresikan rasa dalam untaian kata yang berlimpah. Menulis fiksi salah satu keajaiban imajinasi yang Tuhan karuniakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Anak Hitam

1 Agustus 2024   13:52 Diperbarui: 1 Agustus 2024   13:52 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Sintia melihat kesibukan di wajah ibunya. Sedari tadi, wajah Yanti tidak berpaling dari gadget di tangannya. Menu pagi ini sangat enak, ada nasi goreng dan ayam goreng. 

"Sin, mama nggak bisa antar kamu ya. Kamu naik angkot aja berangkatnya." perkataan Yanti membuat Sintia kecewa. 

"Mama biasanya berangkat jam 8. Ini masih setengah tujuh, tunggu sebentar ya ma, Sintia makan sebentar lagi." 

"Mama ada perlu sayang, jadi harus berangkat pagi ya. Sayang Sisin." kecup Yanti di kening Sintia. 

"Dah, hati-hati ma." ujar Sintia lemas. 

Bukan sekali atau dua kalinya. Gestur Yanti membuat Sintia curiga. Sudah seminggu ini harus berangkat pagi dengan dalih yang sama. Sintia tidak sama sekali berpikir yang aneh-aneh terhadap mamanya, tetapi setiap malam Yanti selalu menggenggam telepon dan tertawa. Ada apa?

Pukul 06.15, lima belas menit lagi bel sekolah berbunyi. Kebiasaannya selalu lupa membereskan buku pelajaran di malam hari. Jadi, ia lakukan setiap sehabis sarapan. Dengan sigap, Sintia memasukkan buku tulis, paket, tempat pensil, dan segala keperluan sekolahnya. Ia melupakan sesuatu yang harus dibawa setiap hari Senin. 

Sepanjang lorong menuju kelasnya, para siswa memandang Sintia dengan tatapan jijik. Sintia sudah terbiasa, mereka melemparkan pandangan karena kepang dua rambutnya. Memangnya kenapa kalau kelas tiga SMP masih memakai trend rambut kuno. Mungkin banyak yang mengira, trend rambut seperti itu cocok di lingkungan SD. 

Setelah upacara, teman sekelasnya mencontek jawaban PR matematika milik teman sebangkunya. Mereka sangat panik karena jam pertama akan diisi pelajaran matematika. Belum lagi, pekerjaan rumah yang belum diberikan contoh rumusnya. 

"Sintia, udah ngerjain PR matematika?" dengan polos, Andera bertanya.

" Udah, lu?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun