Mohon tunggu...
Abe Tampumargana
Abe Tampumargana Mohon Tunggu... -

ordinary citizen

Selanjutnya

Tutup

Puisi

'Bang Toyib' Menangis

8 November 2010   18:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:46 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

‘’toyiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiibbbbbbbbb,,,,,mr toyib come look at these ,these u’r country ,,,ohg my god so many people die,,,,,toyibb ,are you hearing me? Hurry up,,,,,.begitu salah satu penghuni camp di tempat bang toyib kerja di satu Negara di benua Africa,saat bencana alam tsunami di beritakan di Aljazera berbahasa inggris dengan modal yang sangat minim bang toyb mencoba untuk mengartikan apa saja yang di beritakan di sana dan dengan tak sadar sebutir air bening kin jatuh dari kelopak mata bang toyib mana kala dia melihat begitu hebatnya bencana yang menyapu daerah pulau mentawai belum juga bang toyib selesai membacakan innalilahi,,,,eh tiba2 seorang dari mereka setengah teriak terpaku,,’’ohg god these another earthquake also in Indonesia???? I’m so sorry mr toyib about u’r people i hope you stiff for these moment may be these might of lands,,,sorry’.dan mereka pun membahas dengan bahasa masing2 ada lebih dari 5 negara di camp tersebut dan hanya ada 4 orang Indonesian,saat itu masih teringat dengan jelas di benak bang toyib sebab baru beberapa hari yang lalu.
Dan hari ini seminggu berlalu, tiba2 salah seorang dari teman bang toyib penghuni camp tersebut sepulang kerja langsung switch on televisi di room tv dan kursor remot mengarah ke chanel sky news ehg dan dia pun berteriak,,,,,toyiiiiiiiiiiiibbbbbbbbbbb,,,,, mr toyib come on ,,,are u’r family live in java?? Ohggggg dan bang toyib pun bertnya’’ what going on? What happen?? Dan temannya pun berkata “just come and see ,,!!!!!
Oh tuhan ku yang esa apa gerangan yang terjadi dengan tanah kelahiranku ( sambil menyaksikan liputan live dari lereng merapi yang ada di jawa tengah dengan hebatnya semburan lava dan pijar membungbung di langit) begitu besar dan dahsyat murkamu,,,,,,,,harus beginikah caraMu untuk menegur ciptaanMu yang kian sombong dan angkuh atas yang Kau ciptakan untuk kami nikmati kiranya kasihMu dan kuasaMu menyudahi,,bencana ini kami hanya bisa menangis ya Tuhanku untuk saat ini karena mungkin besok lusa setelah saat duka ini berlalu kesombongan dan keangkuhan akan merajai hati dan pikiran kami kembali maka ampuni lah kami cukup sudah 6 tahun dari tsunami aceh yang menghilangkan banyak dari orang2 yang kami cintai dan hingga kini seolah-olah sudah di rencanakan sebelumnya tiada tahun kami lalaui tanpa kehilangan sahabat dan saudara kami dan hanya mengaharapkan kemurahanMu ya Tuhan yang melindungi kami umat pedosa ini,,,,,,’’ dengan tetesan air mata bang toyib pun menutup ratapannya dengan kata Amen
Dan dengan cekatan bang toyip pun memencet speed dial di handphone nya untuk menghubungi keluarga di Indonesia dan yang terucap dari bibir nya berulang dan berulang adalah Alhamdulillah,,,,,,innalilahi secara bergantian kata tersebut terbesit manakala sang keluarga bercerita dengan keadaan di Indonesia dan menutup pembicaraan dengan kata waalaikkum sallam.
Getir memang sungguh getir buat kami para ‘bang toyib’ pabila sesuatu terjadi di sana di kampung halaman yang nun jauh di seberang benua karena tidak segampang niat untuk bisa sampai di sana ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,hanya di dalam doa kami bisa berkeluh kesah sepuas kami tanpa takut ada yang mencibir atas apa yang kami tangisi di tambah recehan dollar yang bisa terkirim sampai di tanah air,,,

Attachment; untuk para teman sesama ‘bang toyib’ dimana pun kini berada saya hanya bisa berkirim salam dan lanjutkan perjuangan .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun