dia tak seperti dulu. senyum itu palsu. candanya tak seperti biasa. tatapannya tak lagi sama.
dia ditelan oleh kecewa. kerut didahinya adalah bukti ketidak inginannya aku ada.
kata yang terucap dari lisannya hambar, bahkan menyakitkan.Â
aku dilahap oleh luka. sebab aku mencipta kecewa. kataku tak lagi didengar, hadirku tak lagi dinantikan.
aku ingin pergi, mengerogoti luka yang kutoreh sendiri.
bukan. maafku tak akan ampuh mengembalikan waktu yang telah berlalu.
aku sendiri, dihujani bisikan setan yang menyesatkan.
aku seperti hidup dalan peti. sesak dan gelap.Â
kenapa tidak berkata jangan saat aku akan berpaling dan masa yang ditentukan. aku disambut senyuman, dihujani kesakitan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H