Mohon tunggu...
tampi utami
tampi utami Mohon Tunggu... Guru - Puisi

Tentang rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Keruh

24 Desember 2018   16:08 Diperbarui: 24 Desember 2018   16:28 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

mungkin aku terlalu banyak menyuguhkan rasa.

terjerat rindu, tenggelam di laut pilu.

mungkin karaktermu terlalu kuindahkan dalam aksara, bagai lukisan hitam putih dikertas yang bernuansa klasik.

mungkin aku terburu-buru menuai senyum yang belum sempurna.

membuat kesimpulan pada tatapan mata yang kau istiqomahkan padaku.

mungkin aku terlalu berandai dengan tekadku.

nyatanya aku masih diam seribu bahasa tentang rasaku.

kepadamu.

tuanku yang masih aku tunggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun