Mohon tunggu...
tammi prastowo
tammi prastowo Mohon Tunggu... profesional -

belajar menulis dengan jujur. email: tammi.prastowo@yahoo.com. tulisan lain ada di http://rumahdzaky.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membaca Garis Langit di Taman Srago

28 Mei 2011   03:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:07 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir 2 tahun saya sekeluarga tinggal di Griya Taman Srago. Ketika kami pertama kali tiba di sini, hanya terdapat 2 orang tetangga. Satu persatu warga pun bertambah. Saat ini sudah sekitar 40 rumah yang dihuni. Posisi rumah kami di ujung paling timur. Setiap hari kami bisa menyaksikan suasana alam tatkala matahari beranjak dari peraduannya. Sejumlah penampakan alam tergelar di depan mata. Subhanallah. Sungguh menakjubkan. Dengan menggunakan Casio Exilim, beberapa penampakan alam yang terlihat di Taman Srago coba kami abadikan. Selimut Mentari Penampakan alam ini terjadi pada 4 Mei 2010. Pagi sekitar pukul 5:34 matahari belum menunjukkan dirinya secara jelas. Mendung hitam memenuhi ufuk timur, sehingga tercipta semburat warna merah di langit. Saya bilang pada Dzaky, anak saya, "Matahari masih kedinginan. Jadi selimutnya belum dilipat. Tuh lihat." Jalan Langit Saya menggunakan istilah ini untuk menyebut penampakan alam berupa jalur lurus yang tercipta di langit menjelang senja. Peristiwa ini terjadi pada 11 Juni 2010.  Saat itu langit tampak cerah tanpa awan. Banyak warga yang bersantai sambil menunggui anak-anak bermain di depan rumah. Tiba-tiba di langit tampak sebuah jalur lurus berwarna biru. Mirip permadani yang membentang dari timur ke barat. Sinar matahari sore yang meredup semakin memperjelas tampilan jalur itu. Celah Langit Sore tanggal 19 September 2010. Langit seperti memiliki celah memanjang untuk mengintip.  Awan hitam menggantung di atas Taman Srago. Suasana yang cukup pekat menghasilkan gambar hitam putih seperti ini. Padahal saya hanya menyeting kamera pada pengaturan otomatis. Pekatnya awan seperti siluet pepohonan yang ada di bawahnya. Saya berpikir pasti akan turun hujan lebat. Memang benar. Hujan lebatpun turun. Airnya membanjiri jalanan depan rumah. Dari beberapa celah taman depan rumah, air mengalir deras ke dalam got.  Seperti air terjun. Hmm, luar biasa. Melihat gambar langit merupakan satu keasyikan tersendiri bagi saya dan Dzaky. Kami bebas berimajinasi tentang awan yang berarak di atas Taman Srago. Ada yang berbentuk lumba-lumba, ada pula yang berbentuk singa. Selagi pandangan masih bisa diarahkan jauh ke timur, sebelum tertutup oleh tembok-tembok dan atap rumah-rumah lain yang segera dibangun.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun