Â
Sukoharjo (27/01/2023) --- Era digital di masa sekarang ini menuntut masyarakat setidaknya menguasai lebih dari satu bahasa, di luar bahasa ibu, agar masyarakat tidak tertinggal perkembangan zaman yang pesat. Bahkan saat ini pun, bahasa Inggris sudah termasuk dalam mata pelajaran wajib di sekolah dengan harapan para murid memiliki bekal untuk masa depan mereka dan familier terhadap bahasa asing yang sering dituturkan. Selain bahasa Inggris, beberapa bahasa lain dengan jumlah penutur banyak di dunia yaitu Mandarin, Spanyol, Jepang, dan sebagainya. Bahasa Jepang sendiri dituturkan oleh lebih dari 128 juta jiwa di seluruh dunia, penutur bahasa Jepang semakin luas sebab bahasa ini dipelajari oleh sekolah-sekolah di negara lain termasuk Indonesia.
Kemampuan berbahasa asing juga salah satu penunjang untuk perkembangan karir karena sekarang semakin banyak perusahaan multiinternasional yang mewajibkan para pelamar untuk fasih bahasa asing tertentu. Oleh sebab itu, dalam rangka mencerdaskan anak bangsa dan mengenalkan bahasa asing khususnya bahasa Jepang, seorang mahasiswa jurusan Sastra Jepang Universitas Diponegoro yang mengikuti KKN di Desa Kedungwinong, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo bernama Tammariska Okvadara Aditi mengadakan kelas belajar bahasa Jepang bagi pemuda-pemudi desa yang berminat namun keterbatasan tenaga pengajar bahasa Jepang.
Program kerja yang berjudul "Peningkatan Edukasi Desa dengan Pengenalan Bahasa Jepang dan Budaya Jepang pada Remaja Desa Kedungwinong" ini dilaksanakan pada hari Jumat (27/01/2023) dan bertempat di salah satu sekolah demi menunjang sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti papan tulis dan meja kursi. Kelas bahasa Jepang ini dimulai dari pukul 11.30 sebab menunggu ruang kelas yang kosong selepas para siswa selesai pembelajaran, kelas berlangsung hingga pukul 13.00. Proker ini berjalan dengan lancar dimulai dari perkenalan dalam bahasa Jepang (telah diajarkan dan diberi contoh sebelumnya) lalu dilanjut dengan pengenalan dan latihan menulis huruf Hiragana dan Katakana (aksara yang digunakan di Jepang) dengan total 92 karakter, dan ditutup dengan sesi tanya jawab dan dokumentasi.
Para partisipan yang bergabung dalam kelas bahasa Jepang menerima modul bahasa Jepang dasar yang berisi salam/, perkenalan diri dalam bahasa Jepang/, dan kosakata yang umum digunakan dari berbagai kelas kata serta perubahan bentuk kata kerja. Selain itu ada juga lampiran lembar latihan menulis Hiragana dan Katakana. Diharapkan modul ini mudah dipahami dan dapat membantu para pelajar bahasa Jepang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H