SDN Besowo 2 dan TK Dharma Wanita Besowo 3 mengadakan pawai ta'aruf yang mana acara ini merupakan peringatan dari tahun baru Islam atau tahun baru Hijriyah. (18/07/2023)
Selain anak-anak SDN dan juga TK turut pula berpartisipasi para peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif yang melibatkan empat perguruan tinggi di Indonesia, seperti IAIN Kediri, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UI Tribakti Lirboyo, dan IAI Faqih Asy'ari Sumbersari Kediri.
Acara ini melibatkan seluruh anak-anak SD dan TK yang ada di Besowo Timur, hal unik dari pawai ta'aruf ini adalah seluruh peserta menggunakan atribut dan pakaian keagamaan mereka masing-masing, sehingga dari sini dapat kita lihat begitu tingginya bentuk moderasi yang ada, moderasi antar umat beragama yang telah diimplementasikan sejak mereka kecil, sehingga nantinya ketika mereka telah dewasa moderasi bukan lagi menjadi hal yang asing.
Rute pawai ini dimulai dari depan SDN Besowo 3 menuju petilasan Ki Ageng Jimat yang dipercaya merupakan tokoh penyebar agama Islam pertama kali di desa Besowo, lalu dilanjutkan menuju lapangan Besowo Timur yang mana anak-anak beristirahat sejenak disini, setelah beristirahat beberapa saat, pawai dilanjutkan menuju rute berikutnya yaitu Punden Burdowo yang merupakan salah satu tempat yang disakralkan oleh umat agama Hindu yang ada disana, Punden Burdowo merupakan finis dari acara pawai ta'aruf kali ini, di Punden inilah para siswa dipersilahkan untuk istirahat dan makan-makan dengan terlebih dahulu berdoa menurut ajaran agamanya masing-masing.
Di sini moderasi bukan lagi hanya sekedar konsep, tapi sudah mengakar dalam satu balutan kerukunan antar umat beragama. Sama-sama saling menghargai dan memeriahkan acara satu dan yang lain, namun masih tetap dalam satu lingkup batasan toleransi yang ada. Ketika yang Islam dipersilahkan untuk berdoa sesuai dengan ajaran agamanya, Hindu sesuai dengan kepercayaannya, dan Kristen sesuai dengan apa yang mereka yakini.
Dengan begitu, toleransi maupun moderasi bukan lagi suatu hal yang baru bagi mereka, ketika dilain tempat masih penuh dengan keegoisan mereka sendiri, keegoisan antar golongan yang saling ingin dimengerti dan dihargai namun tidak mau balik menghargai kelompok lainnya. Akan tetapi di sini, di Dusun Besowo Timur, masyarakat sudah terlebih dahulu menyingkirkan ego yang ada pada diri mereka masing-masing sehingga terciptalah kerukunan yang ada dan terlihat hingga saat ini.
Bapak Sunardi selaku juru kunci Punden dan Juga Petilasan Ki Ageng Jimat menuturkan bahwa kirab atau pawai ini bukan hanya terbatas ketika acara keagamaan Islam saja, akan tetapi juga diadakan ketika hari besar agama lainnya, seperti ketika Islam merayakan hari raya peserta kirab tidak hanya di lingkup agama Islam saja, begitu pun sebaliknya ketika agama lain seperti Hindu maupun Kristen merayakan hari keagamaannya, agama lain pun turut sama-sama ikut memeriahkan kirab tersebut. Beliau pun menambahkan bahwa tujuan dari diadakannya kirab atau pawai ini adalah untuk menumbuhkan dan menanam rasa toleransi dan moderasi antar sesama umat beragama.
Dari sudut pandang penulis juga menemukan banyak keunikan pada pawai ta'aruf ini, yang mana antar anak-anak dengan atribut keagamaannya masing-masing tidak terlihat ada celah atau jarak antar sesamanya walaupun dengan latar belakang agama yang berbeda, mereka bisa dengan leluasa saling merangkul dan bersenda gurau. Jadi dari sini bisa kita lihat bahwa implementasi dari toleransi dan moderasi beragama telah jauh tertanamankan pada masyarakat-masyarakat Besowo Timur yang ditular hingga keanak-anak yang ada disana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H