Masih melekat dalam ingatan saya, sepenggal pelajaran prinsip manajemen yang dikenal dengan POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling). Saya pun membayangkan berlakunya prinsip managemen dalam lingkup Negara. Dalam satu hal saja, Planning atau perencanaan misalnya. Betapa kompleks akar permasalahan yang harus ditelusuri.Â
Tidak sebatas hulu-hilir kebijakan saja yang harus direncanakan. Melainkan satu kesatuan yang akan saling mempengaruhi. Itulah kenapa acara tokoh bicara kompasiana menjadi agenda seksi yang tidak boleh dilewatkan bagi manusia pembelajar semacam saya dan kompasianer lain tentunya.
Bertempat di ruang rapat pimpinan Gedung Utama Bappenas Lantai II. Malam itu acara yang diawali dengan makan malam menjadi ajang transformasi pengetahuan kebijakan yang terkait dengan perencanaan pembangunan. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) hadir ditengah kompasianer dengan penuh semangat . Figur yang memiliki Nama lengkap Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro dengan gelar Professor ini sebelumnya menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja Presiden Jokowi. Reshufle kabinet yang dilakukan 27 Juli 2016 lalu, menjadikan ekonom dari Universitas Indonesia ini memperoleh tugas baru di ranah perencanaan pembangunan nasional.
Kurang lebih 1 bulan, Bambang P.S Brodjonegoro menjabat sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas ketika acara tokoh bicara ini digelar. Tentu, ini menjadi salah satu terobosan yang dilakukan. Mensosialisasikan peran , posisi , rencana kebijakan dan target pembangunan nasional agar lebih diketahui oleh khalayak melalui mitra strategis yang salah satunya adalah Kompasiana, adalah wujud komitmen Bappenas yang kekinian. Hal ini selaras dengan era dan semangat keterbukaan informasi publik.
Acara yang berlangsung Serius tapi santai memberi banyak pengetahuan yang terkait dengan wilayah kerja Bappenas. Bambang Brodjonegoro mengawali acara yang berlangsung dialogis ini dengan uraian perjalanan sejarah Bappenas itu sendiri. Disebut pula untuk melakukan perencanaan pembangunan nasional kita tidak boleh melupakan sejarah. Mengingat sejarah itu sendiri akan menjadi catatan tersendiri sejauh mana Negara dapat dikategorikan sebagai negara yang naik kelas.
Menurut Menteri yang lahir di Jakarta pada 3 Oktober 1966 itu, tidaklah mudah menaikkan kelas kondisi suatu negara. Butuh perencanaan yang matang, kuat dan tangguh. Itulah kenapa Bappenas harus bertugas secara optimal terlepas siapapun yang tengah melangsungkan pemerintahan. Hal tersebut berdasar pada pembangunan Indonesia "on the track"yang mengacu pada cita-cita jangka panjang maupun menengah. ini yang sering disebut sebagai Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025. Itulah kenapa pembangunan membutuhkan kesinambungan dan tidak terputus hanya karena pergantian kepemimpinan nasional.
Berbicara tentang perencananaan Pembangunan Nasional itu sifatnya terus-menerus, berkelanjutan , kritis terhadap realitas lapangan, demokratis dalam menyerap aspirasi dari berbagai sektor serta mampu menentukan skala prioritas. Itu sekelumit yang menjadi motor kerja orang Bappenas. Terkait dengan nawacita yang memuat Visi dan Missi Presiden Jokowi, Bappenas menyusun 4 strategi yakni :
1.Transformasi struktur ekonomi
2.Memperkokoh keterkaitan ekonomi antar daerah
3.Peningkatan produktivitas nasional
4.Peningkatan daya saing ekonomi nasional