Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[PDKT] Dibalik Layar Pelaminan

4 April 2015   22:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:32 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tamita Wibisono (88)

Siang itu semua dihebohkan dengan sebuah acara pernikahan. Undangan yang tersebar menjadi tanda bahwa ikatan cinta mereka telah mencapai titik puncak komitmen. Apalagi yang harus mereka tunggu untuk mengakhiri pertanyaan hati seorang Ibu Kapan anakku menikah, meskipun akan muncul pertanyaan berikutnya yakni kapan punya momongan?. Tapi setidaknya perjuangan Fahmi dan Putri selama ini menjadi momen kebahagiaan bagi para sahabat-kawan terlebih keluarga.

kami pun larut dalam suasana pernikahan yang membahagiakan seluruh undangan yang hadir, aneka suguhan menambah betah para tetamu yang asyik dengan sekian percakapan tentang perjuangan cinta sang mempelai. alunan lagu menambah syahdu suasana bersatunya dua insan dibawah ikatan pernikahan.

Tak henti Fahmi memandang wajah ayu perempuan yang telah resmi dipersuntingnya menjadi istri. Dalam Balutan Busana bak Permaisuri hati yang akan menjadikannya Raja dalam singgasana rumah tangga, mereka tak henti menebar senyum, sapa dan salam dari para tetamu yang silih berganti  mendatangi pelaminan jingga. Di tangan mereka tersemat cincin yang telah lama mereka pesan.

"cubit tanganku..tapi jangan keras-keras nanti sakit" bisik Fahmi dengan mesra ke telinga Putri

"kenapa...??kok pake acara cubit-cubitan segala? putri memandang gemas wajah Fahmi yang tampak bersinar karena make up tipis menempel di wajah laki-laki pejuang cintanya

"kita tidak mimpi kan?" dan sebuah cubitan kecil mendarat di pipi putri

Rasanya semua terbayar sudah.dari awal perkenalan , masa pendekatan hingga kemudian mendapat lampu hijau dan restu untuk menikah. tentunya tidak bisa sekedar dimaknai terbayar dengan uang. karena perjalanan cinta Fahmi- Putri mengalami pasang surut perasaan, campur aduk emosi , cemburu hingga rindu mendalam manakala tidak bertemu dalam kisaran waktu tertentu.

sejak diputuskan 7 maret sebagai tanggal pernikahan. waktu seolah cepat berjalan. tidak ada hari tanpa persiapan. meski semua sudah terencana namun detail tiap unsur yang ada menjadi percik tantangan yang harus bisa terselesaikan

"Undangan apa sudah siap?""semua daftar tamu jangan sampai ada yang terlewat ya" pertanyaan sederhana itu yang sempat mendera Fahmi dari seorang Putri

belum lagi penentuan dekorasi pelaminan, dominasi warna bunga dan daftar panjang persiapan yang setiap hari menjadi daftar yang harus di amati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun