"Jamuran ya gege thok
Jamur apa ya gege Thok
Jamur Gajih mbejijih, Saara ara
sira bade jamur apa?
seorang  anak berdiri ditengah. Sementara 5-6 anak duduk melingkar mengitarinya sembari menyanyikan lagu diatas. Ketika anak-nak yang duduk melingkar selesai bernyanyi, 1 anak yang berdiri wajib menjawab :
Jamur Grombol.....
Sontak anak-anak yang duduk langsung mencari pohon atau tiang untuk dipegang kuat-kuat. Semua saling mendekap dari belakang, hingga anak yang jaga, dia yang berdiri ditengah akan menarik teman dari baris paling belakang hingga terpisah dari gerombolannya. Ada yang terjatuh, terhimpit temannya atau yang berusaha bertahan dengan berpegang kuat pada temannya.Â
Pelataran kantor dinas pariwisata Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta di bilangan malioboro menjadi titik awal dolanan bocah di gelar. Aneka kostum tradisional yang mereka kenakan menambah kesan kenes, gandes, luwes. Si Thole, para lelaki cilik mengenakan baju lurik lengkap dengan blankon yang melekat di kepala. Si Gendhuk, para dara cilik hingga yang hendak menginjak remaja mengenakan kebaya, Â kain jarik dan sanggul cempol. Beberapa diatara mereka tampak memegang alat permainan tradisional yang dibuat dengan bahan dari alam sekitar.
Ampir-ampiran, demikian istilah yang disebut oleh Mas Aria Nugrahadi selaku Kepala bidang pengembangan destinasi wisata Disparbud Pemprov DIY. Maksudnya setelah selesai bermain di titik pertama, maka mereka akan menghampiri kelompok di titik kedua, dan seterusnya. Â Akan terjadi pertemuan antar kelompok anak dengan permainan yang berbeda.