Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Internet Murah Tapi Tidak Murahan, Berani Coba?

19 Juni 2017   19:34 Diperbarui: 19 Juni 2017   20:10 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.pri Sales Manager Pak Yance, paparkan Trend Internet Kedepan

Pernah merasakan hidup tanpa koneksi internet?. Jika saja smartphone saya punya nyawa, nafasnya saat itu pasti kembang kempis. Ibarat butuh asupan Oxygen lebih. Itu benar-benar pernah saya rasakan. Hidup terasa stagnan. perputaran waktu 24 Jam berasa lebih lambat dari biasanya. Hingga TV pun selama 2 bulan hanya menjadi pajangan diatas meja ruang tengah. Meski antena luar sudah dipasang dengan tiang setinggi puluhan meter. Apamau dikata, signal tak mampu menembus juga.

Ya, internet suda h sedemikian merasuk dalam kehidupan sehari hari. Disadari atau tidak, mau tidak mau, suka tidak suka, Internet telah menyatu dalam tiap helaan nafas kehidupan manusia. Terlepas apapun profesinya. Baik yang kantoran ataupun yang dirumahan.

Sejak bergabung menjadi Kompasianer 2 tahun ini, saya merasakan dampak positif dari pemakaian internet. Pemanfaatan akses internet untuk konten positif hingga produktifitas sharing and connecting menjadi gaya hidup yang lebih nyaman. Lebih dari sekedar curhat di media sosial, jauh dari kesan pengguna internet galau.

Internet bagi saya menjadi supporting passion yang utama selain suami. Salah satu keinginan saya kedepan sangatlah sederhana. Punya usaha rumahan, sembari tetap menjalani hobby menulis. Tentu semua itu tidak bisa sim salabim abakadabra langsung terwujud begitu saja. Harus diasah terus menerus dengan dukungan jaringan internet yang membuat nyaman fikiran dan perasaan. Nyaman dari segi fikiran bisa didapat dari segi keterjangkauan harga, maksimalnya pelayanan pembayaran tanpa harus takut kena denda dan diputus penggunaanya. Nyaman dalam perasaan terwujud dari koneksi internet yang stabil, lancar dan cepat. Tanpa mengenal naik turun sinyal, putus nyambung hingga kena buffering saat menikmati live streaming atau youtubing.

Di rumah, sejatinya bukan hanya saya pengguna internet aktif. Suami yang bekerja di bidang konstruksi secara berkala harus mengirim data progres pekerjaan, foto-foto lapangan dengan beberapa gambar design melalui email. Begitu juga dengan anak laki-laki kami yang lulus dari jurusan telekomunikasi.

Pernah merasakan hidup tanpa koneksi internet?. Jika saja smartphone saya punya nyawa, nafasnya saat itu pasti kembang kempis. Ibarat butuh asupan Oxygen lebih. Itu benar-benar pernah saya rasakan. Hidup terasa stagnan. perputaran waktu 24 Jam berasa lebih lambat dari biasanya. Hingga TV pun selama 2 bulan hanya menjadi pajangan diatas meja ruang tengah. Meski antena luar sudah dipasang dengan tiang setinggi puluhan meter. Apamau dikata, signal tak mampu menembus juga.

Ya, internet sudah sedemikian merasuk dalam kehidupan sehari hari. Disadari atau tidak, mau tidak mau, suka tidak suka, Internet telah menyatu dalam tiap helaan nafas kehidupan manusia. Terlepas apapun profesinya. Baik yang kantoran ataupun yang dirumahan.

Sejak bergabung menjadi Kompasianer 2 tahun ini, saya merasakan dampak positif dari pemakaian internet. Pemanfaatan akses internet untuk konten positif hingga produktifitas sharing and connecting menjadi gaya hidup yang lebih nyaman. Lebih dari sekedar curhat di media sosial, jauh dari kesan pengguna internet galau.

Di rumah, sejatinya bukan hanya saya pengguna internet aktif. Suami yang bekerja di bidang konstruksi secara berkala harus mengirim data progres pekerjaan, foto-foto lapangan dengan beberapa gambar design melalui email. Begitu juga dengan anak laki-laki kami yang lulus dari jurusan telekomunikasi. Hobbynya menonton film-film terbaru mengharuskan kami selalu up date untuk urusan ketersediaan akses informasi yang berasal dari koneksi internet.

Internet bagi saya menjadi supporting passion yang utama selain suami. Salah satu keinginan saya kedepan sangatlah sederhana. Punya usaha rumahan yang berbasis pemasaran produk lokal hingga ke pasar internasional. Tentunya sembari tetap menjalani hobby menulis sebagai modal untuk bisa soft selling produk. Semua itu tidak bisa sim salabim abakadabra langsung terwujud begitu saja. Harus diasah terus menerus dengan dukungan jaringan internet yang membuat nyaman fikiran dan perasaan. Nyaman dari segi fikiran bisa didapat dari segi keterjangkauan harga, maksimalnya pelayanan pembayaran tanpa harus takut kena denda dan diputus penggunaanya. Nyaman dalam perasaan terwujud dari koneksi internet yang stabil, lancar dan cepat. Tanpa mengenal naik turun sinyal, putus nyambung hingga kena buffering saat menikmati live streaming atau youtubing.

Itulah kenapa saya rela melintas batas ruang bergabung dalam acara yang menantang. Bagi saya, Ngabuburit yang dilanjutkan dengan Bukber bersama kompasianer dan Oxygen.id sarat akan informasi yang bermanfaat. Hal itu terbukti diawal acara, Yance Arlyansyah selaku Sales Manager SME memberikan uraian tentang perkembangan Internet hingga trend internet ke depan. Paparan salah satu personil penyedia layanan koneksi Internet dengan kecepatan mencapai 1 Gbps ini mengupas sejarah singkat awal mula jaringan internet di Amerika pada tahun 1972 yang hanya di gunakan oleh kalangan militer sebagai salah satu penguat sistem pertahanan militer. Namun kemudian Internet berkembang di dunia akademisi hingga mendunia seperti sekarang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun