Namanya juga cerita, boleh donk ditulis dan dibaca kapan saja. Peristiwanya sendiri sih sudah lumayan lama berlangsung. Kurang lebih sebulan yang lalu, saat memasuki minggu terakhir bulan puasa. Saat dimana Komunitas Commuter Line Kompasiana atawa yang lebih keren disebut CLICK menggelar hajat kegiatan komunitas bertajuk jelajah Tanjung Priok. Seumur-umur tinggal di Jakarta daerah Tanjung Priok hampir sangat jarang saya datangi. Dulu pake banget, pernah sekali saat mengikuti pelayaran kebangsaan tahun 2006 dengan KRI Nusa Nive yang pemberangkatannya dari pangkalan militer AL Tanjung Priok. Hampir lupa wajah Tanjung Priok itu seperti apa dan bagaimana kini keadaannya.
Ada yang lebih menarik bagi saya dalam kegiatan yang digelar oleh CLICK kali ini, yakni menggunakan kereta menuju stasiun Tanjung Priok. Hah? Tanjung priok itu bukan hanya nama pelabuhan saja ternyata, tapi ada juga stasiunnya. Seumur-umur lagi nih, Â sebagai pelanggan setia kereta, baik yang jarak jauh maupun jarak dekat saya belum pernah tahu wajah stasiun Tanjung Priok. Konon, stasiun ini sempat vakum dan tidak difungsikan lagi sebagai stasiun yang mengangkut penumpang.Â
Saking penasarannya sama stasiun Tanjung Priok, sebelum saya mengunjunginya saya pun berselancar di dunia maya untuk melakukan penelusuran informasi. Dan dari informasi dunia maya tersebut saya dapatkan bahwa stasiun Tanjung Priok sempat direnovasi dalam skala besar baik yang menyangkut tampilan fisik bangunan, perbaikan rel laik pakai hingga kelengkapan tekhnologi perkereta-apian dalam hal ini pengatur sinyal lalu lintas kereta. Duh jadi semakin penasaran deh.
Singkat cerita, hari selasa yang terik mengantarkan para peserta jelajah dengan meeting point di stasiun Kota. Stasiun ini sudah tidak asing lagi bagi saya. Tapi stasiun Tanjung Priok?. Entah kenapa tiap kali menyebut Tanjung Priok, tafsir yang muncul seakan menandakan sebuah lokasi yang jauh dan sulit dijangkau. Semacam kurang strategis begitu. Mungkin inilah yang disebut asing karena tidak sering. Sungguh, ini kali pertama saya naik kereta dari Jakarta Kota menuju Tanjung Priok. Seperti yang sudah dijadwalkan para Admin CLICK, peserta harus sudah berada di Stasiun Kota maksimal jam 14.00. Dalam sehari, terdapat 6 jadwal keberangkatan kereta dari stasiun Kota menuju Tanjung Priok ataupun sebaliknya. Maka dari itulah diharapkan tidak ada yang terlambat, karena rombongan jelajah akan naik kereta dengan jadwal pemberangkatan pukul 14.25 menit.
![dok.pri Ini Loko Kereta Komuter jurusan Stasiun Jakarta Kota- Tanjung Priok](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/07/27/priok-5797a2785fafbd4d178b4567.jpg?t=o&v=770)
"jauh ga sih ke Tanjung Priok?"
"cuma 15 menitan , dekatt bentar lagi sampai" jelas mbak Muthiah meredam rasa penasaran saya
Dan benar saja, perjalanan dari Stasiun Jakarta Kota- Tanjung Priok luar biasa cepat.Kira-kira 15-20 menit. Â Hanya melewati 2 stasiun saja yakni kampung bandan dan Ancol. Dan Kereta pun tiba distasiun pemberhentian akhir. Lagi-lagi sepi yang saya dapati. Suasana stasiun yang hiruk pikuk, hilir mudik calon penumpang nyaris tak tampak. Stasiun sebesar ini, kenapa sepi sekali? Batin saya.
![dok.pri peserta jelajah Click sibuk mengabadikan stasiun cagar budaya dalam bidikan lensa kamera](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/07/27/cmbfn63wqaeopf2-5797a2abe5afbd2b168b4569.jpg?t=o&v=770)
Cekrek..Cekrek..Klik. kira-kira begitu bunyi beberapa kamera digital, SLR ataupun kamera ponsel yang diarahkan ke sudut-sudut yang dirasa menarik di Sataiun Tanjung Priok. Semua peserta Jelajah ingin mengabadikan seni bangunan bersejarah yang tidak setiap hari dikunjungi ini. Apalagi ada objek menarik yang bisa sedikit dianggap sebagai tontonan publik. Bukan tanpa kebetulan, rombongan Abang None Jakarta Utara tengah berlatih di salah satu sisi stasiun yang memang sepi pengunjung.Â
Puas menjelajah stasiun Tanjung Priok, rombongan melanjutkan agenda menuju Pelabuhan dengan berjalan kaki. Jadilah sore itu peserta jelajah bersaing dengan para demonstran yang dulu sering berjalan kaki dari Gedung DPR menuju Istana. Bedanya, Peserta Jelajah melakukan long march dari Stasiun Tannung Priok menuju Pelabuhan. Jaraknya? lumayan juga apalagi sebagian tengah menjalankan puasa.Â