Mereka merupakan B to B ecommerce yang menguhubungkan main distributor, factory hingga UMKM. Mampu bekerja secara team work menjadi salah satu kunci dalam menjalankan usaha startup.
Begitu juga dengan srikandi Rocket, Mbak Fransiska yang membuat platform Womanwork sebagai ruang woman empowerment membenarkan bahwa tim work dalam start up adalah kunci.Â
Bahwa wira usaha berbasis start up pastikan punya tim yang saling melengkapi. Antara yang menggerakkan bisnis, sosial hingga engineering. Sebagai perempuan apalagi, terkadang tantangan mood dan beda pendapat, ego terkadang menjadi hal yang sensitif sehingga kekompakan tim menjadi penting. Hal in mengingat start up itu memiling rentang waktu yang cukup panjang untuk bertumbuh mewujudkan visi dan misi.
Berbeda halnya dengan mas Gibran yang merintis start up dari sesuatu yang idenya berasal dari hal sederhana yakni berawal dari mengikuti mata kuliah aqua kultur. Ditambah lagi sebagai mahasiswa Biologi dia memiliki kolam ikan. Dari mas Gibran, inspirasi branding dori yang lebih familiar dari fillet ikan patin menjadi lompatan untuk menjadikan produksi ikan akan mengalami naik kelas/level. Awal mengelola kolam ikan ada kesulitan memasarkan hasil panen. Hingga tercipta buku catatan digital yang terhubung dengan android yang banyak digunakan oleh para pembudidaya ikan di seluruh Indonesia terkait supplay pakan ikan, distributor/jual beli ikan online B to B dengan aneka jenis dan brand. Bahkan e-fishery menjadi koperasi petani ikan yang terhubung secara digital, yang juga menjadi pemberi pinjaman modal melalui e fishery Pay latter.
Tak kalah heroik, Diajeng Lestari selaku co Founder Hijup Apps yang mengawali ide startup dari keresahan hati terkait trend fashion muslim era 2011. Namun pada perekembangannya, trend fashion menjadi start up yang marak dan terus berkembang. Meski demikian Hijup menjadi platform islamic fashion nomer 1 yang berkolaborasi dengan banyak designer ternama dan beberapa brand fashion yang berkolaborasi hingga level duni. Mbak Ajeng berbagi pengalaman tentang penguatan branding, kualitas namun dengan harga yang terjangkau. Start dengan sesuatu yang disukai akan menjadikan star up mampu bertahan.
Rocket pamungkas atau kelima dan tak kalah penting berbicara tentang funding dan invesment. Ya, startup dengan support technologi informasi dan komunikasi tentu bukan usaha tapa modal. disitulah perlunya peluang investasi dan support funding.Â
Hadir bang Juvenco dari Skystar Capital. Mereka didukung oleh Saratoga dan Kompas Gramedia Group yang cukup kuat mensupport start up tak hanya berupa finansial semata , melainkan juga berbicara tentang manajemen keuangan, salah satunya Kudo.
Para peserta antusias mengajukan pertanyaan seputar start up pada para rocket. Namun tak sebatas pada webseries lho gaes, kita, kalian juga bisa involve belajar dan mendapatkan mentoring dari para rocket. Cek informasinya di sosial media LokalCorn ya gaes. Yuks menjadi perintis start up  local go to Nasional
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H