Sungguh pengalaman bermaaf-maafan lebaran yang berbeda dari tahun sebelumnya. Mau tidak mau, suka Tidak suka jika harus taat. Menjalankan prosedur bermaaf-maafan  lebaran ditengah pendemi.
Sangat tidak dianjurkan bahkan dilarang mengadakan open house, halal bil halal dimana akan mengundang kerumunan massa melebihi 3 orang.Â
Saat tradisi pulang kampung dibatasi jangan mudik dulu, maka bermaaf-maafan daring pun menjadi pengalaman yang berbeda dari biasanya.
Ah Corona, andai engkau tak ada maka tak akan kita dapati pengalaman bermaaf-maafan yang berbeda dari tahun sebelumnya. Satu hal yang saya yakini, pengalaman adalah guru terbaik. Berangkat dari situlah mari kita menjadi bijak dalam bermaaf-maafan maafkan ditengah wabah Corona yang belum terusir sepenuhnya dari negeri ini.
Semoga pengalaman bermaaf-maafan ditengah Corona tak hanya menjadi cerita dikelak kemudian hari saja. Melainkan menjadikan kita pribadi yang siap meminta maaf dan memaafkan manakala berbuat kesalahan, tanpa harus menunggu lebaran.
Salam maaf atas segala khilaf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H