Awalnya saya sedikit under estimated saat ada tawaran nonton bareng film berjudul Say I Love You sekitar tengah tahun 2019 lalu dari komunitas sahabat blogger. Melihat judul dan posternya saya berfikir ini tak ubahnya film bertema cinta anak usia remaja.Â
Tergerak untuk mengajak "Putri", yang kala itu sedang saya ajak berlibur ke Jakarta sebagai wujud nadzar saya, maka tawaran nobar saya iyakan dengan mininya 2 tiket. Bertempat di bilangan Setia Budi malam itu ternyata saya telah salah menilai film hanya dari judulnya saja.
Film ini diangkat dari kisah nyata. Settingnya pun berlokasi di sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI). Sekolah menengah atas yang dibangun sejak tahun 2007 bertempat di Batu, Malang Jawa Timur. Pemandangan indah, aktifitas sekolah yang bisa dibilang antimainstream hingga kemunculan sosok inspiratif yang dipanggil Koh Jul membuat saya terhenyak.Â
Adalah Julianto Eka Putra, atau yang akrab dipanggil Koh Jul merupakan pendiri dari SPI. Sekelumit kisah diangkat dari latar belakangnya membaca berita surat kabar yang menulis ada siswa SMA yang bunuh diri karena tak mampu membayar SPP. Jiwa dan semangat solidaritas Koh Jul terpanggil hingga lahan yang begitu luas disulapnya menjadi sekolah yang menampung anak-anak kurang mampu dari berbagai latar belakang. Awalnya istri Koh Jul kerap protes, bukan hanya menyoal materi yang Koh Jul gelontorkan untuk membatu berjalannya SPI, melainkan pula waktu dan tenaga Koh Jul yang total ikut terjun angsung mendampingi murid-murid SPI.
Ini film punya makna yang dalam tentang arti berbagi, tentang semangat kesetiakawanan, solidaritas pendidikan untuk mewujudkan cita-cita anak bangsa yang selama ini berada di pinggiran.Â
Multi Buana Kreasindo begitu apik melahirkan karya film anak remaja yang tidak biasa. Sarat muatan moral pendidikan dan motivasi untuk meraih cita-cita  Sutradara, Faozan Rizal cukup berhasil mengarahkan gaya para pemain yang beradu akting di dalamnya. Semua mampu memainkan karakter dan dialog secara alami. Hingga naskah yang ditulis oleh Alim Sudio dan Endik Koeswoyo ini cukup dapat diresapi oleh penontonnya.
Solidaritas pendidikan yang dikisahkan dalam film Say I Love you ini patut mendapat apresiasi. Bukan hanya pengorbanan dan perjuangan Koh Jul. Melainkan pula solidaritas yang tercipta antar murid di SPI.Â
Bahu membahu saling support saat harus berlomba dengan sekolah negeri dan bergengsi lainnya. Tak terlewatkan kisah cinta diantara mereka yang memunculkan gelak tawa hingga tangis bahagia saat tokoh Saydah mengalami kecelakaan dalam perjalanan saat dia berjuang menggerakkan usaha mandiri di sekolah Selamat Pagi Indonesia.
Beruntung saya berkesempatan menonton film ini sembari mengajak Putri. Kebetulan Putri selama ini merupakan anak yang membutuhkan support dan motivasi dalam meraih cita-citanya.