Dimusim Corona seperti ini, siapa yang akan membeli sandal/ sepatu sekedar untuk memenuhi kebutuhan lifestyle?! Yang ada semua berusaha berhemat, hanya membeli kebutuhan pokok untuk memenuhi kebutuhan makan, minum saja, itu yang utama.
Air mataku nyaris tumpah saat suara ibu tercekat menahan tangisnya. Uang dengan nominal tak seberapa yang aku kirim saat awal puasa kemarin justru ditanggapi oleh ibu dengan kata-kata yang membuatku ingin bersimpuh dikakinya.
"Tidak usah memaksa kirim uang ke orangtua kalau kamu  gag ada" begitu kurang lebih ibu berucap.
"Ada kok Bu, tapi belum banyak, makanya kirim ke Tegal pun hanya bisa seadanya" begitu jawabku berusaha menyakinkan Ibu.
Ramadan kali ini benar-benar membawaku pada sebuah suasana batin yang paling sulit. Sebab tak ada seorang anak yang akan membiarkan orangtuanya dalam kondisi sakit dan terdampak secara ekonomi saat musim pendemi begini.
Teruntuk Bapak dan Ibu di Tegal, aku hanya bisa memeluk kalian dalam tiap untaian doa yang aku panjatkan. Semoga senantiasa diberi kesehatan dan tetap diberi jalan rejeki akan bisa tercukupi semua kebutuhan.Â
Maafkan anakmu jika selama ini banyak membuat kesalahan. Semoga Allah memberiku kesempatan agar tetap bisa menjadikanku sebagai anak yang berbakti kepada orang tua dan mampu memberi kebahagiaan pada mereka.
Amin
Salam sungkem kangen Bapak Ibu,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H