Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ngabuburit Kreatif Dunia Digital, Menjelajah Museum Vatikan Melalui Layar Virtual

5 Mei 2020   00:03 Diperbarui: 5 Mei 2020   00:04 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capture ponsel tampilan digital museum Vatikan di layar Virtual

Ngabuburit, satu istilah yang secara aksen jelas berasal dari istilah bahasa Sunda. Banyak digunakan kala Ramadan tiba. 

Sebagian besar dari kita memaknai ngabuburit sebagai cara untuk menghabiskan waktu menunggu berbuka puasa. Biasanya sih identik dengan aktifitas santai semacam hang out, jalan-jalan sore atau aktifitas mengasyikkan lainnya.

Kini saat pendemi sedemikian menjadi, masihkah ngabuburit menjadi hal yang tetap dilakoni?. Bagi saya sih, ngabuburit tetap harus lestari. Hanya saja cara ngabuburitnya jelas harus berbeda.  

Siapa bilang ngabuburit harus bersifat out door atau keluar rumah?. Ngabuburit zaman now harus menyesuaikan dengan kondisi. Apalagi bagi kalangan insan kreatif yang melek Dubai digital.

Cukup dengan menggerakkan jari jemari dilayar ponsel,hal apapun bisa menjadi sangat menyenangkan. Aneka gambar digital, video audio bisa dengan mudah dicari. Saya pun mengetik kata kunci museum virtual dunia pada layar mesin pencari google.

Mesin pencari yang kerap dipanggil Mbah Google dengan kapasitas hasil pencarian yang sudah tidak diragukan lagi seketika memunculkan berderet informasi yang menyebut kata kunci museum virtual di berbagai belahan dunia.

Saya klik salah satu artikel yang yang menyebut 30 virtual museum. Mata saya terbelalak. Kini menilik belahan dunia melalui layar ponsel sungguh tak memerlukan tiket pesawat penerbangan non domestik. Cukup butuh ketersediaan kuota dan koneksi internet. Maka "pintu-pintu" digital akan terbuka dengan mudahnya. Tinggal selanjutnya kita pilih, "pintu" yang mana yang akan kita masuki dalam kapasitas pengetahuan dan imajinasi sebagai bagian dari proses kreatif.

Diantara 30 nama museum ternama di dunia, saya kemudian memilih dan memilah. 

Pilihan saya jatuh pada Museum Vatikan. Begitu saya Klik, tampilan layar Ponsel saya tak ubahnya pintu ajaib yang dikeluarkan dari kantong Doraemon. Melalui layar ponsel saya melihat beberapa spot museum yang menjadi layanan virtual tour.

Ada sejumlah  spot yang bisa kita jelajahi secara virtual di museum Vatican ini. Semuanya menggunakan technologi digital yang canggih. 

Kamera dengan sudut 360 menjadikan ngabuburit kreatif saya sore tadi tak ubahnya mesin waktu yang mampu membawa saya melintas dimensi ruang dalam sekejap mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun