Tidak terasa puasa sudah memasuki hari kelima. Ramadan tahun ini terasa kian istimewa sebab Corona melanda hampir di seluruh penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia.
Segala antisipasi atas dampak pendemi dengan serius dan intensif dilakukan oleh pemangku kebijakan baik di level pusat hingga daerah. Sektor ekonomi dalam hal ini perdagangan bahan pokok pemenuhan kebutuhan pangan mendapat rasio yang tak kalah penting untuk diperhatikan, selain penanganan masalah medis. Terlebih saat masyarakat,umat Islam khususnya sedang melaksanakan ibadah puasa.
Ketersediaan pasokan bahan pangan yang cukup dengan harga yang relatif terjangkau tentu menjadi satu langkah  antisipasi atas hal-hal yang tidak diinginkan baik secara ekonomi ataupun gejolak sosial kemasyarakatan lainnya.
Sebuah keberuntungan bagi saya, saat tahun ini  bisa kembali  menjalani puasa di sisi selatan Ibu kota Jakarta, tepatnya di kawasan Pondok Pinang- Kebayoran lama, Jakarta Selatan.
Tak jauh dari hunian kami, terdapat pasar tradisional yang dikenal dengan nama pasar "Deprok". Istilah deprok digunakan, mengingat sebagian besar penjualnya menjual barang dagangan dengan menggelar lapak lesehan. Si penjualan melayani pembeli dengan duduk "ndeprok".Sejatinya pasar ini bukanlah pasar resmi dengan skala besar seperti halnya pasar Kebayoran ataupun pasar Pondok Indah.
Keberadaan pasar "deprok" yang sudah puluhan tahun berada di kawasan pondok pinang 3 ini pun bak oase yang menjadi penghilang haus dahaga akan belanja kebutuhan bahan pangan sehari-hari. Terlebih saat Ramadan tiba yang diwarnai PSBB- akibat Corona.
Jam operasional pasar deprok memang terbatas. Biasanya mulai ramai penjual sejak jam 5 pagi hingga jam 10 pagi. Tidak seperti pasar besar Kebayoran yang hampir 24 jam siap sedia melayani aneka kebutuhan pangan. Semenjak berlakunya PSBB, hari Jumat menjadi hari libur bagi aktifitas jual-beli di pasar deprok.
Lebih dari enam bulan tinggal di kawasan pasar deprok saya pun kerap memantau beberapa harga kebutuhan pangan disana. Tidak jauh berbeda sih dengan pasar Kebayoran. Untuk pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga, pasar deprok terbilang  masih bisa diandalkan pada jam kebutuhan normal pagi hari.Â
Pagi tadi seperti biasa hanya dengan berjalan kaki saya pun berbelanja di pasar deprok. Cukup dengan berjalan kaki, pasar di areal padat penduduk itu menjadi tempat bagi 10-15 pedagang kecil yang menjajakan aneka dagangannya.
Lapak penjual ayam menjadi tujuan utama saya. Maklum, sebelum Ramadan banyak informasi berseliweran di media sosial yang menyebut harga daging ayam anjlog. Di beberapa daerah seperti Madiun, Solo bahkan disebutkan harga seekor ayam berkisar 10-15 RB saja. Pagi ini nyatanya, daging ayam potong broiler dijual di pedagang pasar deprok pondok pinang per kilo seharga Rp 35.000. Stabil, tidak mengalami kenaikan atau penurunan sama seperti waktu seminggu lalu.