Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

KomiK, Kenangan Bertetangga dan The Next Koki-Koki Cilik

24 Juli 2019   00:52 Diperbarui: 24 Juli 2019   01:42 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak terasa, hampir sebulan saya pindah dari kawasan Bekasi Barat. Rentang waktu yang begitu singkat bukan berarti tidak ada hal yang menjadikan sesuatu untuk dikenang selama menjadi bagian dari lingkungan kecil disana. Saat nonton bersama tetangga dan anak-anaknya misalnya. 

Ah semua berkat Komik alias komunitas yang selama ini menaungi para kompasianer Movie entushias. Tercatat kurang dari 5 kali saya mendapat kesempatan untuk Nobar Komik. Salah satunya saat pemutaran film Koki-Koki Cilik. Dari judulnya film ini memiliki segmen penonton anak-anak dan para orang tua.

Siapa sangka, momentum nonton Koki-koki cilik bersama Komik bisa menjadi cara saya untuk bercengkrama bersama tetangga dan anak-anaknya. Kalau mengingat momen itu nano-nano rasanya. Dua perempuan membawa 3 anak masing-masing berusia 6, 7 dan 1o tahun. Itupun Masih ditambah 1 Balita yang sedang lincah-lincahnya berjalan kesana kemari. Sedikit drama ala tetangga dimana ada 1 anak usia 6 tahun yang menangis karena ingin ikut kakaknya.

Rempong di awal untuk sebuah akhir cerita yang mengharukan dan membahagiakan. Seperti jalan cerita yang dikisahkan pada film besutan MNC Picture  yang menghadrikan Agus Ringgo dan Christian Sugiono,  aktor yang tidak diragukan lagi aktingya. Ini sequel kedua dari Koki-koki cilik pertama yang tayang tahun 2018. Berkisah tentang bakat dan talenta memasak dari para pemainnya, pada sequel kedua ini sosok Bima menjadi pemeran cilik yang menjadi sentral cerita/

Terlahir sebagai anak dari pasangan cheft ternama bukan berarti Bima bisa begitu saja bebas memilih masa depannya menjadi Cheft. Justru kegemarannya memasak ditentang oleh Sang Ayah yang menjadi Cheft terkenal dan menjadi sosok yang disebut sebagai pihak yang menutup Cooking Camp. Beruntung Bima memiliki tante yang begitu perhatian dan mensupport Bima hingga mengantarnya ke Cooking Camp bertemu teman-teman barunya. ya, sejak Ibunya meninggal, Bima tumbuh menjadi anak yang pemurung dan jarang terlihat riang gembira.

Ada jalinan cerita yang mengharukan ketika Bima akhirnya diizinkan kembali memasak dan menjadi Cheft oleh ayahnya setelah melalui serangkaian konflik Bapak dan Anak. Happy Ending dari film ini menjadikan pelajaran yang sangat berharga bagi para orang  tua yang selama ini tertalu sibuk bekerja. Apalagi melarang kegemaran anak-anaknya entah itu sebagai hobby terlebih bakat yang melekat.

Dan bagi saya sebagai perempuan yang hobby masak, rasanya masih menunggu sequel selanjutnya dari kisah koki-koki cilik ini.  Bagi saya mengajarkan anak-anak memasak dalah sebentuk ruang yang bisa membuat kita dekat dengan anak-anak. Terlebih memasak adalah perwujudan mengolah rasa. Adapun hasil masakan yang diolah dengan sepenuh rasa akan mnghasilkan cinta yang sempurna. Menjadi jalinan yang sempurana antara anak dan orang tua, bahkan antara saya dan tetangga.

Hmmm..kira-kira akan ada kelanjutan cerita Koki-koki cilik pada sequel selanjutnya tidak ya????

oke-5d37462c0d82302371695702.jpg
oke-5d37462c0d82302371695702.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun