Hari kedua berpuasa sekaligus menjadi bagian dari kaum urban ibukota itu luar biasa. Bagi mereka yang bekerja, puasa memberi sedikit kelonggaran waktu bekerja. Ada sebagian kebijakan perusahaan yang memperpendek atau mempersingkat jam kerja.
Ada beberapa tipe kebijakan perusahaan  yang cukup membantu kaum urban yang bekerja selama bulan puasa. sebut saja misalnya jam  masuk kantor yang bisa lebih "sedikit" siang, atau jam pulang kantor yang lebih cepat dari biasanya. Namun bagi yang tidak bekerja tetap seperti saya, bulan puasa bukan lantas menjadi sebab mengurung diri seharian dirumah tanpa melakukan aktifitas diluaran.
Awalnya saya ragu, duh kuat tidak ya selama puasa tetap memiliki mobilitas tinggi di seputaran ibu kota. Dan hari kedua ini saya mencoba dan merasakannya. Ternyata berhasil dan tanpa kendala.
Semua itu berawal ketika saya mengamati wajah-wajah pekerja ibukota yang kerap saya jumpai di beberapa titik keberangkatan saat mereka hendak bekerja. Jadilah saya memiliki trik jitu agar tetap bugar meski sedang berpuasa di bulan Ramadan. Nah, Berdasarkan pengalaman  tinggal di Bekasi dan beraktifitas melintas beberapa lokais di ibukota, berikut cara bugar kaum urban saat Ramadan ala saya:
Terkadang ada kan ya, orang yang baru tiga suap memasukkan makanan ke dalam mulut, lantas meneguk air begitu diulang hingga beberapa kali. Hal ini memicu rasa begah di perut. Atau sebagian orang Jawa Menyebutnya dengan istilah "Plempoken". Sebelum tidur malam usahakan minum segelas air. Begitupun saat bangun tidur sebelum makan saur. Diakhiri dengan sesaat sebelum imsak. Jadilah kebutuhan 8 gelas air sehari tetap terpenuhi.
Kedua, Kurangi asupan karbohidrat dalam makanan yang kita konsumsi selama puasa. Saya sih mengurangi jumlah nasi. Bisa juga menggnati konsumsi nasi putih dengan nasi merah, kentang, roti atau pasta. Batasi jumlah pasokan gula dalam camilan atau minuman manis.
Kelebihan kadar gula dalam darah inilah yang justru memicu badan terasa lemas dan mudah mengantuk selama aktifitas. Tambah porsi serat baik dalam bentuk buah ataupun sayur. Hal ini akan membantu sistem pencernaan kita untuk beradaptasi selama puasa.
Ketiga, bagi yang bekerja tetap susun rencana kerja atau to do list harian berdasarkan skala prioritas dari yang terberat hingga teringan. Hal ini akan membantu kita untuk menjaga stabilitas energi. Pekerjaan yang dirasa berat dikerjaan saat pagi, sehingga saat siang hingga sore menjelang hanya tersisa pekerjaan yang berat saja. Â Saat perut mulai keroncongan , beban pekerjaan berat tidak lagi menjadi momok yang menakutkan bukan?
Nah, Â bagi yang tidak bekerja tetap seperti saya, ini pun hal priorotas diatas tetap berlaku ya. Misalnya saja mencuci baju setelah subuh. Ditambah dengan memilih beberapa acara yang bermanfaat diluaran. Dengan kita memiliki kegiatan positif yang bermanfaat, maka waktu seakan berjalan begitu cepat. Tidak terasa lama menunggu maghrib tiba.