Pertanyaan panjang sang Kyai kepada si Santri terkait instrumen apa yang bisa digunakan oleh pemerintah pusat dalam memantau dana tyransfer ke daerah yang digunakan untuk anggaran pendidikan membuat Sandi kurang pas dalam menjawab. Tak sungkan, Sang Kyai pun sedikit mengulang apa yang menjadi maksud pertanyaan terkait isntrumen untuk pengawasan dan pemantauan agar penggunakan anggaran efektif dan efisien di daerah.Â
Bagi Prabowo Sandi penghapusan Ujian Nasional menjadi hal lain yang ditawarkan yakni penelusuran minat dan bakat agaknya menjadi isu seksi. Isu lainnya mereka menjanjikan pengingkatan kualitas guru.
Sementara Ma'ruf Amin mengedepankan nilai normatif bahwa pembangunan sumber daya manusia berlandas akhlakul karimah . Revitalisasi pendidikan ala "DUDI", yakni penggabungan antara dunia usaha dan dunia Industri menjadi harapan terciptanya perimbangan antara  pendidikan dan ketenagakerjaan.
Sajian debat cawapres Minggu malam membuat penonton lebih fokus pada apa yang disampaian. Sebab keduanya stabil secara emosi. Tidak ada gimmick-gimmick yang memercik akibat ketidakstabilan emosi. Kyai Maruf Amin tampil prima tak kalah dengan lawannya. Bahkan Sandiaga Uno mau tidak mau suka tidak suak teleh terbawa dalam ritme tenang dari KMA.
Unjuk gigi Sandiaga tunjukkan saat memasuki akhir debat. Atraktif si santri milenial mengajak pendukungnya mengeluarkan dompet. Ditanganya dia memegang KTP yang disebutnya sebagai cukup 1 katu untuk semua program kesejahteraan sosial kedepan.Â
Tak mau kalah dengan Sang Kyai. Sandi menutup clossing statemennya dgan kaliamt-kalimat islami dengan sedikit bergelora. Wajahnya tampak lebih bertaring dari sebelumnya.
Tak terpancing dengan gaya Sandi. Kyai Maruf Amin menutup debat tetap dengan kalem. Tak tampak berapi-api seperti Sandi, Ma'ruf Amin menyentil tingkah suksesi ala sebelah yang mengumbar fitnah  atau Hoax.Â
 Hingga sumpah untuk melawan terkait fitnah pelarangan adzan, legalisasi zina dll pun KMA lakukan sebagai komitmen seorang Kyai. Doa teduh KMA pun  menutup debat yang tenang.Â
Sandi Uno nyaris tanpa perlawanan. Biar bagaimana pun Santri Milenial itu telah "kalah Awu" . Demikian saya sebagai orang Jawa menyebutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H