Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ketika Panggung Debat Menjadi Ajang Pijit, Jokowi-Amin Kian Melejit

19 Januari 2019   13:13 Diperbarui: 19 Januari 2019   13:46 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber voaIndonesia.com

Sebagai Kyai Khos, Ma'ruf Amin tentu teramat menjaga ucapan. Apalagi di ajang debat. Apa yang disampaikan Ma'ruf Amin tentu jangan sampai menjadi kalimat mubadzir yang justru mengurangi performa Jokowi , Sang kandidat Presiden yang ia dampingi. Begitulah, malam debat membuat saya kian yakin. Jokowi tidak salah memilih wakilnya. Ma'ruf Amin adalah satu dari sekian simbol penyeimbang yang akan menjadikan pemerintahan Jokowi kedepan sarat manfaat bagi masyarakat Indonesia.

Berbeda halnya dengan paslon capres cawapres 02 yang tampil formal dengan setelah jas dan dasi di arena debat. Gaya bicaya Prabowo yang kerap menyisipkan istilah asing misalnya "chief of low enforcement officer", tentu menjadi tanda ada orang asing yang menjadi tim mentor debat Prabowo Sandi. Bukan rahasia umum lagi, gaya bicara demikian juga sudah sedemikian menjadi ciri khas SBY sewaktu menjabat Presiden. Prabowo pada malam debat pun sedikit terlihat kalem, tidak se-revolusioner ketika dia berpidato di depan massa pendukungnya. 

Tidak berbeda halnya dengan Sandiaga Uno yang terlihat berusaha mengimbangi banyaknya pembicaraan seperi halnya Prabowo. Sepertinya pasangan capres cawapres 02 ingin menunjukkan bahwa antara Prabowo dan Sandiaga Uno memiliki kapasitas yang tidak jauh berbeda. Dengan membagi porsi berbicara sedemikian rupa akan terkesan imbang.

Debat putaran pertama terkesan "flat". Jokowi yang terus terlihat menyerang kubu lawan mendapatkan perlawanan yang cukup siginifikan. HIngga saat tema korupsi dilontarkan. Sebuah kejutan yang menggelikan muncul secara spontan dari pasangan Prabowo Sandiaga Uno. Hal itu dipicu saat Jokowi memaparkan fakta ada beberapa kandidat caleg partai yang dipimpin Prabowo mennjadikan tersangka korupsi sebagai caleg. 

Mekanisme internal partai, bahwa nama-nama caleg tentu telah melalui persetujuan dan ditandatangani oleh Prabowo. Dua kali Jokowi mengulang bola panas tersebut ke Prabowo. Sebab dirasa jawaban Prabowo sangat tidak berpihak pada semangat pemberantasan korupsi.

sumber viva.co.id
sumber viva.co.id
Bagaimana mungkin pelaku korupsi kok disamakan dengan maling ayam. Dan dilihat dari besar kecilnya nilai yang dikorupsi. Emosi Prabowo sudah mulai tersulut sebab Jokowi terkesan memojokkan. Ketika upaya Prabowo memotong pembicaraan Jokowi tidak diperbolehkan oleh Ira Koesno selaku moderator, maka entah disengaja atau tidak Prabowo tampil cukup menghibur dengan gaya jogednya yang kocak. 

"Pak mau debat apa mau melawak?" ingin saya tanyakan hal demikian ke yang bersangkutan

Hingga kemudian tanpa diduga, Sandiaga Uno yang menjadi pasangan cawapresnya pun melakukan gerakan yang jauh dari logika etika diatas panggung debat. Alih-alih ingin membuat Prabowo tenang, Sandi dengan penuh percaya diri memijit pundak Prabowo. Seumur-umur, ini adalah debat kandidat Presiden -Wakil Presiden yang membuat saya "ndomblong".

Apa yang dilakukan Sandiaga Uno dalam kacamata saya sebagai perempuan Jawa adalah bentuk "Nranyak". Ketidaksopanan di tempat umum akibat merasa dekat dengan Prabowo, nyata-nyata Sandiaga lakukan. Bukankan ini terkesan menjatuhkan martabat Prabowo sendiri?. Meskipun pada kenyataannya Prabowo adalah sosok penikmat pijit, namun alangkah kurang elok hal itu diperlihatkan saat diatas pentas debat kandidat.

Melihat hal diatas, ada keprihatinan dan rasa "duh...capres -Cawapres 02 masa gitu?.Tanpa sadar, ketika panggung debat menjadi ajang pijit memijit, maka peluang menang Jokowi -Amin pun kian melejit

salam damai 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun