Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Grusa-grusu", Sebuah Pengakuan Capres Ceroboh

8 Oktober 2018   18:55 Diperbarui: 8 Oktober 2018   19:14 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Riuh Redam malam tempe siapa sangka sore hari berubah menjadi kedelai. Logika terbalik dari proses pembuatan tempe yang prosesnya alami. Harusnya memang Malam Kedelai, Pagi/siang/sore menjadi tempe. Seolah ingin menciptakan Tempe sachet instan, malam itupun simsalabim tempe tercipta tanpa melalui serangkain proses pada mestinya. Logika terbalik bukan saja terkait malam tempe sore kedele. Melainkan saat capres 02 bersedia turun kelas seolah menjadi juru bicara atas kondisi RS. Benar-benar dunia terbalik.

Sumber : Kompas.com
Sumber : Kompas.com
Hingga Malam tempe , sore Kedele pun tiba. Permintaan maaf dengan mengkambing-hitamkan entah setan dari mana, muncul dari mulut RS. Aktivis perempuan seheroik RS juga manusia. Punya khilaf dan salah. Tapi sepertinya, kebohongan yang RS ciptakan bukan lagi khilaf semata, melainkan mental akut. 

Ratna sore itu menggali istana pasir atas sikapnya selama ini. Semua seringai gahar aktifis perempuan yang dia miliki "ambrol" hanya dengan sebuah fakta. Memar dan bengkak diwajahnya  efek Operasi Plastik di RS Bina Estetika. Bukan penganiayaan seperti yang dikabarkan oleh para pentolan tim capres 02, hingga capresnya sendiri pun turut turun tangan.

Tidak dapat dielakkan lagi, jagad medsos geger, gempar menenggelamkan duka bencana di sebagian  Sulawesi sana. Ironis. Tiada hal yang patut ditiru dari lelucon operasi plastik yang dibungkus kebohongan menjadi kabar penganiayaan. 

Celakanya, kebohongan itu begitu sistematis dimunculkan oleh ring satu Prabowo. Ini murni kebohongan RS seorang, atau strategi managemen konflik layaknya artis yang gagal di tengah jalan? Mungkin mereka lupa, zamannya sudah berbeda. Secanggih-canggihnya Kebohongan RS, masih canggih metode dan deteksi data dan fakta dari kepolisian.

sumber : Grid.id
sumber : Grid.id
"Grasa Grusu", pengakuan yang ambigu

Kebohongan RS yang semula dibela penuh oleh Prabowo beserta tim menjadi cermin bagi kita. Tentang keburukan yang melingkupi pucuk pimpinan. Ujian bagi Capres 02 ini dikerjakan beramai-ramai, seolah tengah mengerjakan tugas kelompok saja. 

Kurang dari 2x 24 jam, tokoh sentral dalam kelompok itu kembali muncul. Mengikuti Jejak RS, Prabowo meminta maaf sekaligus turut membuat pengakuan bahwa dirinya "Grusa Grusu".

Reaksioner atau reaktif, begitulah frasa "Grusa Grusu" memiliki sepintas  artian. Selebihnya grusa grusu menjadi bentuk kecerobohan. Tentu hal ini identik dengan sifat negatif yang seyogyanya tidak dimiliki oleh pucuk pimpinan. Apalagi sosok tersebut ikut dalam kontestasi pilpres 2019.  Bila melihat dari latar belakang sosok Prabowo, mustinya grasa grusu itu tidak muncul dalam tindakannya menjelang pilpres 2019. 

Sebagai seorang yang penah menjadi Pangkostrad, Prabowo "kecele".Mestinya dia mampu melawan lupa, bahwa bahwa orde baru telah lama berlalu. aman milenial menjadi babak baru dimana jejak digital bisa dengan mudah terlacak. Kepolisian sudah melakukan reformasi bebsar-besaran dan memiliki nomenkaltur kesatuan hingga masuk wilayah cyber army. Tak pelak lagi, pengakuan Grasa grusu dari Prabowo adalah sebuah uangkapan atas lemahnya kondisi  internal. Baik secara team terlebih personal.

Bagaimana mungkin memujudkan visi misi kepeimpinan untuk Indonesia Raya, jika dalam lingkup kecil saja seseorang kecele, akibat grasa grusunya. Tentu ini bukan semata atas nama Prabowo saja. Melainkan tim yang selama ini melingkupi sosok capres 02. Ambigu memang jika sekelas Prabowo harus menjadi grusa grusu. Sebab hal itu identik dengan sifat ketidaksabaran, ingin cepat-cepat, potong kompas dan sejenisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun