Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Euphoria Massa Ganti Presiden 2019, "Bocah Ngapa Ya?"

27 Agustus 2018   08:21 Diperbarui: 27 Agustus 2018   08:47 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber http://kabaripresiden.blogspot.com: Bertemunya dua pendukung

"Bocah ngapa ya..bocah ngapa ya..."

Penggalan syair lagu milik Grup Band Wali begitu lekat dalam benak saya.  Langsung muncul begitu melihat tayangan berita di Televisi atau media online terkait dengan aksi massa yang belakangan ini kerap melanda. Bukankah mereka sudah memiliki kandidat Capres dan Cawapres yang konon potensial menggaet banyak kalangan? Benarkah aksi ini murni aksi massa tanpa muatan politik? 

Mau sampai kapan aksi tersebut akan terus berlangsung? Seketika pertanyaan beruntun muncul menghambur. Dan diantara sekian banyak pertanyaan itu hanya pertanyaan" bocah ngapa ya?" yang paling sederhana menurut saya. Adakah yang bisa menjawabnya dengan sederhana pula? Tanpa unsur kekerasan tentunya.

Jengah, itu yang saya rasakan sebagai penonton dari kejauahan. Dua kubu dari pendukung tagar GantiPresiden2019 maupun Tagar 2019TetapPresiden vis a vis berebut mata kamera media massa. 

Dari kisah dramatis di Riau sana hingga kabar heroik yang katanya sempat ricuh di Surabaya. Zaman memang sudah berganti, kiranya demikian juga dengan para pendukung gerakan #GantiPresiden2019 yang harus lebih kreatif melakukan pendekatan massa. 

Salah satunya dengan ganti #GantiPresiden2019 dengan slogan yang lebih greget , dan lebih punya konsep milenial. Alangkah sayang jika kandidat yang diusung terkesan usang akibat serentetan peristiwa yang mengawalinya pada waktu yang lampau.

Mari kita buka lembaran baru, babak pertarungan politik sejati yang tidak terkesan makar meski dianggap fenomenal. Pendukung tagar #GantiPresiden2019 harus lebih kreatif dalam mengelola manageman aksi massa - massa aksi.. Begini Bro and Sis, sebentar lagi tahun 2018 berlalu dan begitu masuk 2019, maka pendukung harus eling lan waspada. 

Tagar tersebut akan dapat memunculkan persepsi tindakan makar yang sebenar-benarnya, mengingat pilpres baru akan berlangsung pada 17 April 2019. Sementara  pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih jatuh pada 20 oktober 2019 mendatang. lha masih lama tho? itupun jika kubu sebelah yang mengusung tagar 2019tetapPresiden tidak kebobolan gawangnya tanpa adu pinalti.

sumber Merdeka.com
sumber Merdeka.com
JIka asumi bahwa gerakan massa yang menggaungkan isue utama ganti presiden ini berafiliasi dengan kandidat PADI (Prabowo Sandi), mustinya kontrol issue dan strategi gerakan tetap ada pada kedua kandidat. Jangan sampai subjek politik mengalami kerugian dan menjadi tidak laku dipasaran. Hal itu disebabkan strategi marketingnya menakutkan. Atau malah memasang orang yang menakutkan dan jauh dari kesan simpatik untuk menjadi ujung tombak pemasaran. 

Butuh kesabaran ekstra untuk meraih cita-cita yang diharapkan bagi para pendukung ganti presiden. Masing-masing kubu memiliki massa. Dan tentu ada masa ya. Toh KPU sudah menyiapkan arena pertempuran/pertarungan politik sedemikian rupa, dari tingat nasional hingga ketingkat akar rumput. Kenapa harus menggunakan cara-cara inskonstitusional diluar arena dan ketetapan politik?

Come on Guys, jangan buat isi kepala saya hanya berisi pertanyaan sederhana namun sarat makna "Bocah Ngapa Ya?". Itu filosofi yang sungguh menggelikan. Alangkah sayang nama besar kandidat yang didukung harus tergerus oleh drama-drama persekusi. Mustinya pasangan capres dan Cawapres muncul dengan berita aktifitas produktif, konsep dan beradu program ke depan. Tentunya tetap  dalam semangat kebersamaan lingkup kebangsaan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun