Purnama, perempuan cantik ala desa yang sederhana. Entah kenapa dia selalu menanti saat bisa bersama Ramadan di langgar kampungnya. Meski hanya saling senyum. Melirik dari kejauhan. Itulah pesona Ramadan, si Marbot yang belakangan menjadi sorotan banyak kalangan.
Sementara, sang lurah sudah terlanjur mengetahui gelagat anak kesayangannya.Dia rela melakukan apa saja agar Ramadan singgah di hati Purnama untuk selamanya. Beberapa program desa sudah disusun sedemikian rupa agar Marbot mendapatkan perhatian lebih. Kesejahteraannya meningkat dengan dibelikannya baju koko ala Black Panther dengan sarung merk ternama.
Ramadan oh Ramadan , janda miskin itu sungguh berbahagia dengan hadirnya  Ramadan dalam hidupnya. Dua puluh lima tahun dia merawat Ramadan dengan kasih sayang berlipat ganda. Mengisi hari-hari dengan balutan doa dan tuntunan agama.
Hingga pada suatu ketika, Saat kampung tepian kali itu dikunjungi warga asing yang menjadi relawan dengan misi kemanusiaan membantu ketersediaan air bersih dan sistem MCK, Purnama pun tersaingi bukan oleh hadirnya matahari. Melainkan oleh kedekatan Ramadan dan Karemia, bule berambut pirang bermata biru yang belajar tentang agama saat Ramadan berada di Langgar desa.
Pak lurah resah dengan purnama yang kerap merajuk. Dia kuatir Ramadan jatuh hati pada Karemia yang pandai mengambil hati. Hingga akhirnya pak Lurah memberanikan diri memanggil Ramadan. Sejurus kemudian bak diintrogasi , Ramadan dicecar perihal kedekatannya dengan Karemia.
Terperangah Ramadan menyikapi suasana malam itu selepas taraweh. Dia tidak mengira, di bulan penuh berkah yang dimuliakan ini dia mendapatkan ujian sedemikian rupa. Perihal rasa yang jika tidak dijaga sedemikian rupa akan bertumbuh layaknya nafsu yang ada pada mereka yang menyebut dirinya muda.
Ramadan pun beri'tikaf. Dilewatinya malam-malam Ramadan dalam langgar yang selama ini telah membesarkannya. dia tidak menyangka anugerah cinta anak manusia begitu tiba-tiba. Haruskah Ramadan memilih berlabuh pada Purnama atau Karemia?.Â
Sungguh tidak mengira...dan butuh waktu untuk memutuskannya.Â
Dalam hening malam Ramadan menanti datangnya malam seribu bulan. Tenggelam dalam qiyamullail dengan lafadz doa memohon ampunan.
Ahh...Ramadan diantara Karemia dan Purnama
Sungguh itu semua tak lepas dari kuasaNya.