Menjalani puasa memang ada adab/etikanya. Disamping niat puasa dan memperhatikan rukun puasa, ada pula pengetahuan tentang apa  yang sebaiknya tidak dilakukan selama puasa.
Romantisme bagi perempuan yang sudah bersuami cenderung saya maknai dalam konteks yang sederhana. Tidak selamanya romantisme pasangan suami-istri menyangkut hal-hal tidak seronok. Terlebih cenderung mesum.
Romatisme suami istri berikut menurut saya masih sah-sah saja  dilakukan tanpa perlu kuatir puasanya batal. Berikut 3 romantisme sederhana selama puasa yang bisa tetap kami lakukan tanpa mengganggu jalannya puasa.Â
Buka puasa dan Makan sahur Istimewa
 Waktu berbuka adalah saat yang istimewa selama puasa. Rentang waktu setelah berbuka hingga sahur tiba inilah yang bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk melakukan hal-hal "romantis" bagi pasangan suami istri.
Menyiapkan menu masakan istimewa saat berbuka dan sahur serta menyantapnya berdua dalam suasana penuh kehangatan juga merupakan bentuk romantisme tersendiri. Menghadirkan bucket bunga diatas meja makan, menyalakan lilin serta menata meja makan sedemikian rupa bisa menjadikan suasana menjadi istimewa.
Tidak ada salahnya kita menyulap halaman belakang rumah atau teras untuk berbuka puasa ala romantisme sederhana. Bisa juga menghamparkan karpet atau permadani nan empuk lagi wangi untuk konsep lesehan dalam menikmati menu berbuka atau sahur. Jangan lupa setiap hari tanyakan pada pasangan atau anggota keluarga dengan kata-kata dan intonasi mesra :
"Mas...., Nanti mau buka puasa/sahur  pake apa?" Begitu misalnya..
Bisa juga siapkan kejutan dengan menghadirkan menu makanan/minuman kesukaan. Itu sih Romantisme sederhana ala saya dan pasangan yang memang doyan makan. Tak jarang saat makan , suap-suapan juga menjadi hal romantis. Anggap saja lagi candle light dinner ramadlan. Â Sederhana bukan?
Mencium tangan suami, dan mendapat cium kening dari suami
Mencium tangan bagi sebagian orang merupakan tanda hormat. Namun jika dibisakan dalam konteks suami-istri pastinya akan menyempurnakan nikmat hidup berpasangan. Hal ini sepele, dan bisa tetap dilakukan saat puasa sekalipun. Menjadi kebiasaan bagi saya, untuk mencium tangan suami manakala saya hendak pergi keluar rumah ataupun saat suami hendak pergi bekerja. Demikian halnya saat suami baru kembali kerja , atau saya kembali pulang dari aktifitas diluaran. Salim....
Nah, ada lagi yang kadarnya lebih dari cium tangan. Yakni Cium atau kecup kening. Orang yang melihatnya pasti berkata So...sweet. Apalagi saat cium kening dilakukan sesaat setelah ibadah shalat bersama dirumah. Ini juga menurut saya bentuk romantisme yang masih bisa dilakukan selama puasa. Dengan catatan dilakukan oleh sepasang suami istri dan bukan ditempat umum.
Kata mesra Love you dan Miss you, lewat Gawai
Kami memang bukan lagi pasangan muda pada usia pernikahan yang hendak 5 tahun sekarang ini. Namun urusan love -love -an lewat kata, tidak kami lupakan begitu saja.
Gawai menjadi perantara kata mesra diantara kami berdua. Setiap hendak mengakhiri telpon atau SMS atau whasaap, love you and Miss you menjadi pilihan kalimat penutup. Dan ini kebiasaan romantis kami yang tetap berjalan saat puasa tanpa mengganggu niat apalagi membatalkan puasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H