Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Jauh Dari Kerabat, Berbuka Puasanya Bersama Tetangga Terdekat

19 Mei 2018   23:50 Diperbarui: 19 Mei 2018   23:45 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Momentum berbuka puasa sungguh terasa makin istimewa saat bisa bersantap bersama keluarga ataupun kerabat. Berbeda halnya bagi para perantau yang untuk sementara waktu tinggal jauh dari keluarga, sanak saudara /kerabat. Tentu momentum berbuka puasa tidak serta merta terlewat begitu saja.

Seperti halnya saya yang hampir lima tahun hidup berpindah tempat menyesuaikan dengan lokasi pekerjaan suami. Berbuka. Puasa bersama kerabat menjadi hal yang jarang bisa diwujudkan. Terlebih baru seminggu ini kami pindah ke Madiun. Tentu sudah menjadi keharusan bagi kami untuk bersosialisasi dengan tetangga.

Ibarat sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Sebagai warga baru, berbuka puasa bersama tetangga dekat menjadi sarana kami untuk mengenalkan diri. Sekaligus menjadi momentum yang bisa sedikit mengobati kerinduan untuk bisa berbuka puasa bersama kerabat.

Lazimnya berbuka puasa, sebagian memilih untuk melakukan buka puasa bersama di resto atau rumah makan yang sudah terlebih dahulu di siapkan. Bahkan tak jarang, penyelenggaraan buka puasa bersama menjadi ajang reuni teman sekolah, teman kuliah dengan memilih lokasi berbuka di tempat umum. Demikianpun perusahaan yang memiliki karyawan dengan jumlah yang signifikan. Buka puasa bersama diselenggarakan untuk mempererat jalinan kebersamaan.

Lantas bagaimana dengan berbuka puasa bersama tetangga terdekat?. Namanya hidup bertetangga, tentu tolak ukurnya adalah kewajaran dan apa adanya. Tidak harus ada iuran dan sistem donasi. Tempat pelaksanaan berada  disalah satu rumah warga yang bersedia menjadi tuan rumahnya. 

Sajian makanannya sederhana. Ada yang sengaja dimasak bersama. Ada pula yang dibawa oleh masing-masing keluarga. Ada yang datang membawa sayur, ada pula yang datang membawa lauk pauk, hingga aneka takjil dan buah. Terkumpullah aneka menu masakan yang berasal dari dapur masing-masing rumah. 

"Rahat", begitu istilah yang menggambarkan kebersamaan, kesederhanaan dalam buka puasa bersama tetangga dekat. Ya, sejenak saya pun seperti menikmati buka puasa bersama kerabat. Ternyata motto hidup selalu punya tetangga baru tiap berpindah tempat itu nikmat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun