Membaca karya mereka yang sudah konsisten dengan dunia sastra dan tulis menulis adalah inspirasi penuh makna. Pada dasarnya saya bukan tipe penyuka sastra ataupun novel yang romantis. Saya lebih suka membaca alur cerita yang sedikit berbau misteri dan kisah petualangan. Masa kecil saya dipenuhi dengan dunia imajinasi dari novel lima sekawan karya Enid Bylton. Belakangan baru saya ketahui novel-novel tersebut merupakan terjemamahan dari negeri Inggris sana.Â
Hingga sekarang saya kurang begitu menyukai karya-karya yang terkesan cengeng, termehek-mehek. Apa karena dunia imajinasi yang terbangun sejak kecil cenderung maskulin dengan tantangan logika penyelesaian masalah? Bisa iya,bisa juga tidak.
Karya puisi lain yang sarat filosofi tentang hidup dari senior sastra yang menggugah adalah puisi berjudul " Yang fana adalah Waktu". Tidak hanya melahirkan karya puisi, Sapardi Juga menulis beberapa  novel. Novel-novel beliau begitu realis. Aksen penokohan, setting tempat begitu terasa dekat dengan pembaca. Bahasa novel karya Sapardi begitu ringan, sedikit lugas namun sarat makna. Lihat saja Novel yang  berjudul Suti. Sudah pernah membacanya? kisah eksentrik perempuan desa dengan segala kisah yang rumit. Novel lainnya adalah Hujan di Bulan Juni.Â
Ahhhh...kapan ya bisa mengikuti jejaknya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H