Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Solidaritas Untuk YY: Antara Wacana dan Realita

11 Mei 2016   05:35 Diperbarui: 11 Mei 2016   06:46 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski demikian, ada sisi yang membuat saya terharu. Ketika saya berdekatan dengan perempuan-perempuan religius yang menyalakan lilin. Saya tahu, kehadiran dan doa -doa mereka akan memberi sentuhan warna yang berbeda. Para Perempuan religius itu tidaklah banyak jumlahnya. Namun saya tahu bahwa kehadiran mereka tulus adanya. Doa yang mereka panjatkan menjadi simbol atas rasa terdalam dalam pemaknaan solidaritas.

Dan malam pun menjelang. Aparat keamanan menghimbau massa untuk masuk ke dalam areal monas untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.Di dalam areal monas inilah saya sempat berbincang dengan beberapa orang berjenis kelamin laki-kali yang berbaur dengan massa berseragam merah putih. Saya bisa pastikan mereka adalah Korlap. Biasanya posisi Korlap ini mengetahui detail rencana aksi.

Saya hanya menanyakan apa sebelumnya ada koordinasian  massa untuk solidaritas YY? dari jawaban yang di dapat, kedua belah pihak tidak secara langsung melakukan sinkronisasi wacana. Hmmm wajar, mengingat tujuan mereka jelas beda. Bahkan dari tambahan keterangan yang diberikan, dalam hal penyampaian aspirasi yang diwakili oleh beberapa perwakilan yang diundang ke istana pun ada dualisme muara. Yang satu ke staff khusus presiden bidang apa..sementara yang satunya lagi bertemu staff presiden yang berbeda.  Artinya, solidaritas antar sesama perempuan di sudut monas seberang istana sore itu masih belum menyatu. Masing-masing membawa kepentingan yang berbeda.

Ahhh..solidaritas untuk YY sore itu antara wacana dan realita yang sungguh berbeda

Butuh keseriusan dan solidity maker yang tidak saja mampu menciptakan wacana seolah-olah, melainkan juga mampu merenda jejaring menjadi rajutan dukungan sebenar-benarnya untuk YY dan untuk kaum perempuan Indonesia ke depan, dimanapun mereka berada.

Maafkan kami almarhumah YY, sebagai sesama perempuan upaya kami belumlah maksimal

saya hanya bisa berdoa untukmu. Semoga dimudahkan langkah dan upaya menciptakan perlindungan terhadap kaum perempuan di bumi nusantara yang kita cintai

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun