[caption caption="dok.pri etalase lantai 1 Galery Indonesia Wow"][/caption]Dibesarkan ditengah geliat aktivitas usaha kecil rumahan yang menghasilkan beribu pasang sandal, itulah kenapa saya tertantang mengikuti Kompasiana Coverage Galeri Indonesia Wow, Minggu 20 Maret 2016. Bertempat di Gedung SMESCO di bilangan Gatot Subroto Jakarta, jauh-jauh dari Madiun saya hanya berbekal niat dan semangat. Tak lupa pula saya sempatkan membawa Brem, camilan khas Madiun yang sudah melegenda. Alih-alih mencari inspirasi usaha produk buatan Indonesia saya pun menemukan surga bagi para pegiat usaha kecil menengah ditengah tantanganya memasuki Masyarakat Ekonomi Asean.
Jujur saja ini baru pertama saya masuk gedung SMESCO yang kini dikenal dengan Rumah-KU. Sebutan RumaKU dimaksudkan bahwa gedung ini menjadi rumah bagi produk-produk Koperasi dan UKM. Semua akan Indah pada waktunya, kira-kira demikian saya mengenang hampir 10 tahun beraktifitas di Jakarta, dan pernah menjual produk-produk buatan daerah, namun baru kali ini melangkahkan kaki kemari, ke gedung SMESCO Rumah-KU.
Suasana Meriah saya dapati begitu memasuki lantai 1 Galeri Indonesia Wow. Terpajang etalase yang berisi aneka produk dalam negeri. Hari Minggu yang penuh kejutan tatkala bisa menyaksikan dari dekat hasil karya anak bangsa. Di lantai 2, Bertemu dengan banyak kalangan pelaku usaha termasuk 10 orang Kompasianer menjadi inspirasi tersendiri pagi Ini.
Tantanganpun dimulai, sesaat setelah ada briefing dari Pihak Smesco yang menerangkan bahwa ada lebih dari 5000 produk UKM yang berada di etalase galery Indonesia Wow. Tercengang saya mendengar itu semua. Betul-betul surga belanja bagi para pecinta produk Indonesia bukan?. Produk-produk tersebut dipajang dengan apik di Etalase yang tersebar di Lantai 1, 2, 3 dan 11,12 serta 15 di gedung ini. Masing-masing dari kami pun bergegas menilik tiap sudut yang memamerkan produk.
[caption caption="dok.pri"]
Sandal, satu dari sekian produk UKM yang ada di Galery Indonesia Wow. Ada haru yang menyertai saya tatkala saya melihat sandal-sandal itu bisa menjadi penghuni gedung ini. Ah, sedari kecil saya begitu akrab dan lekat dengan aktifitas pembuatan sandal. Ya, Bapak saya adalah satu dari sekian banyak pelaku Usaha Kecil menengah di Kabupaten Tegal yang memproduksi sandal yang terbuat dari kulit.Hal itu pulalah yang membuat saya memutuskan untuk mengulas tentang sandal di Galery Indonesia Wow ini.
Penelusuran pertama saya mulai dari lantai 1. Sedari datang tadi saya melihat ada Etalase yang menjadi tempat bertenggernya sandal-sandal itu. Sepintas sandal-sandal buatan UKM dari Bogor - Jawa Barat ini tak jauh beda dengan sandal buatan Bapak. Terkesan kuat dan Kokoh. Saya memegang satu dari sekian sandal yang ada. Tertulis harga di bandrol yang melekat sebesar Rp. 230.000. Tak berbeda jauh dengan kisaran harga sandal yang Bapak jual di Tegal.
Tak cukup hanya dengan melihat 1 etalase saja, penelusuran saya pun berlanjut ke lantai 3. Ada suasana yang berbeda saya temukan dari lantai 1 dan 2. Rupanya di lantai 3 inilah paviliun propinsi pertama yang bisa pengunjung jumpai selain paviliun propinsi berikutnya yang terletak di lantai 11, 12 dan 15. Masing-masing Propinsi tentu saja memenuhi etalase yang tersedia dengan aneka produk unggulannya.
[caption caption="dok.pri etalase lantai 3 Galery Indonesia Wow"]
Terdapat 7 Propinsi yang ada di lantai 3 antara lain :NTT, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten. Tak setiap propinsi menyertakan sandal sebagai produk unggulan. Misalnya Jawa Tengah, saya hanya menjumpai 2 pasang sepatu sandal perempuan dan 1 sepatu rajut. Sedih, haru dan secercah harapan bersatu padu saat saya melihat etalase itu yang harusnya bisa berisi lebih banyak sandal dan sepatu buatan pelaku UKM di Jawa Tengah.
Lebih dari 34 tahun Bapak membuat berpasang-pasang sandal di Kabupaten Tegal yang masuk wilayah Jawa Tengah. Hingga kini rumah kami masih memproduksi sandal-sandal itu. Dulu ada 2 Desa yang menjadi sentra penghasil sandal, yakni desa Pepedan Kecamatan Dukuhturi Kabupaten Tegal. Dan Desa Tegalwangi Kecamatan Talang. Hampir tiap rumah memproduksi sandal dengan berbagai kualitas. Hanya saja tahun 1997-1998 saat krisis moneter terjadi, banyak perajin yang gulung tikar. Bapak mungkin menjadi salah satu perajin yang bisa bertahan hingga sekarang. Semua tidak lepas dari keberadaan Toko Sepatu Asli yang terletak di seberang Kodim 0712 pagongan- Tegal yang memasang karya buatan Bapak di etalase toko. Sayang, Sandal buatan Bapak tidak dapat saya temukan di etalase galery Indonesia Wow, di Pavilion Jawa Tengah sekalipun.