[caption id="attachment_203873" align="aligncenter" width="564" caption="Ilustrasi (Sumber gambar : http://www.urbanministry.org/not-sale-campaign-logo)"][/caption]
Hari ini saya sangat kecewa. Kecewa bukan lantaran putus cinta, tetapi karena merasa ditipu salah satu minimarket ternama di negeri ini. Seminggu yang lalu, saya membeli vitamin C yang berisi 30 kapsul dalam satu botol. Saya mengambil vitamin tersebut, membawanya ke kasir, lalu membayar. Kasir pun memberikan struk pembelian. Saya menerima struk tersebut, lalu saya buang ke tong sampah yang ada di depan minimarket.
Usai membelinya, saya tak sentuh vitamin tersebut karena memang untuk stok. Saya langsung simpan di kotak obat. Tadi siang saya baru membukanya. Dan ketika membuka botol vitamin tersebut, saya kaget karena isinya sedikit sekali.
Kemudian saya mengecek kemasan botol dan kardus vitamin C itu. “Jelegeeerrrr...!!!” seperti mendengar suara petir, saat saya membaca tulisan “15 caps-not for sale” yang tertera pada kemasan vitamin C yang seharusnya berisi 30 kapsul. NOT FOR SALE. Ternyata itu adalah kemasan sampel.
Mengapa dipajang di rak yang sama dengan kemasan lainnya? Lalu, saat dibawa ke kasir, mengapa harganya keluar? Mengapa kasir tak beri tahu saya kalau itu kemasan sampel? Apa ia tidak tahu juga kalau itu kemasan sampel? Atau diperintah pura-pura tidak tahu? Dan mengapa harganya sama dengan kemasan isi 30 kapsul? Saya pun membayar kemasan NOT FOR SALE itu dengan harga kemasa 30 kapsul.
Whaaa.... saat membaca tulisan NOT FOR SALE, rasanya saya ingin menyambangi minimarket tersebut, lalu marah-marah, kemudian menangis sambil guling-gulingan di depan kasir. #Lebay. :D
Sungguh, saya kecewa. Seharusnya kemasan NOT FOR SALE tidak dipajang. Kalau pun mau dipajang, harus di rak terpisah, atau buat tulisan yang besar di kemasan, “NOT FOR SALE”.
Struk pembelian sudah saya buang, transaksi pembelian seminggu yang lalu. Pasti kasirnya lupa dengan saya dan lupa saya sudah membeli vitamin itu. Akhirnya, saya hanya bisa menikmati kekecewaan ini. Saya tak cukup bukti untuk protes ke minimarket tersebut.
Hikmah yang didapat adalah sebagai konsumen, kita wajib teliti sebelum membeli. Tak sedikit pedagang yang ingin meraup keuntungan dengan cara-cara tak halal, dengan menipu konsumen yang tak teliti seperti saya. Oh, iya. Satu lagi. Jangan remehkan struk pembayaran. Kalau menerima struk pembayaran jangan langsung dibuang, kalau ada hal-hal semacam ini, struk pembayaran jadi "kekuatan" kita. @TamiPudya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H